Skripsi
Implementasi Kebijakan Program Diklat Teknis Alih Golongan Dari Golongan II Ke Golongan III Bagi PNS Kemhan Di Pusdiklat Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan Dan Pelatihan Kementerian Pertahanan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan program Diklat Alih Golongan dari Golongan II ke Golongan III bagi PNS Kemhan di Pusdiklat Teknis Fungsional Pertahanan Badiklat Kemhan. Hal-hal tersebut ditinjau dari empat aspek yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Peneltian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada empat key informant. Sedangkan teknik analisis data yang dipakai adalah teknik triangulasi dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari masing-masing nara sumber. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara umum implementasi kebijakan penyelenggaraan Diklat Alih Golongan Dari Golongan II ke Golongan III Bagi PNS Kemhan di Pusdiklat Teknis Fungsional Pertahanan Badiklat Kemhan belum berjalan efektif, karena adanya aspek isi kebijakan dan konteks implementasi yang belum berjalan efektif, diantaranya: 1. Aspek Komunikasi, dipengaruhi segi implementasi dilapangan terutama di lingkungan TNI dan angkatan masih sering terjadi permasalahan teknis dimana standarisasi penyelenggaraan diklat alih golongan belum sesuai dengan standar yang ditetapkan Badiklat Kemhan dalam hal ini Pusdiklat Tekfunghan sebagai superviser atau pengawas diklat Alih golongan. 2. Aspek Sumber Daya, dalam mendukung kebijakan Program Diklat Teknis Alih Golongan Dari Golongan II Ke Golongan III bagi PNS Kemhan ini dari segi kesiapan fasilitas sarana prasarana, informasi, kewenangan sudah cukup memadai. Namun di hadapkan dengan penyelenggaraan diklat di lingkungan TNI atau angkatan dari pihak Badiklat Kemhan sebagai superviser atau pengawas belum melakukan standarisasi secara menyeluruh terkait 25 penyelenggaraan Program Diklat Teknis Alih Golongan ini, khususnya dari segi fasilitas dan sumber daya manusia. 3. Aspek Disposisi, dari sisi pelaksana pada umumnya memiiiki sikap dedikasi yang mendukung Program Diklat Teknis Alih Golongan Dari Golongan II Ke Golongan III bagi PNS Kemhan. Hanya saja dari sisi pegawai yang sudah lulus ujian Dinas yang di wajibkan untuk mengikuti Program Diklat Teknis Alih Golongan Dari Golongan II Ke Golongan III sebagai syarat kenaikan pangkat ini sering merasa menjadi beban. 4. Aspek Struktur Birokrasi, pada dasarnya struktur birokrasi telah jelas dan kuat seperti tertuang dalam Permenhan Nomor: 02 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan. Untuk itu peneliti menyarankan: 1. Aspek Komunikasi. agar implementasi Program Diklat Teknis Alih Golongan Dari Golongan II Ke Golongan III bagi PNS Kemhan dapat efektif dan efisien, maka dilaksanakan secara rutin dalam bentuk sosialisasi. Selain itu aspek koordinasi juga erat kaitannya dengan komunikasi harus diintensifkan serta koordinasi yang efektif untuk menjamin saluran komuniasi dapat berjalan dengan baik terutama dengan pihak TNI dan angkatan. 2. Aspek Sumber Daya. tetap terus ditingkatkan baik kompetensi teknisnya agar mendukung kegiatan tersebut, seperti kuantitas dan kualitas Widyaiswara, selain itu hal berkenaan dengan sarana prasarana baik asrama, fasilitas kesehatan, olahraga, fasilitas hiburan, serta fasilitas lainnya agar diperbaiki dan ditingkatkan. 3. Aspek Disposisi. Sikap atau dedikasi dan loyalitas perlu ditingkatkan baik sebagai pejabat terkait dengan penjabaran implementasi kebijakan, maupun dari unsur pegawai itu sendiri yang saat ini masih ada sebagian pegawai yang menganggap bahwa pendidikan dan latihan itu suatu beban. 4. Aspek Struktur Birokrasi. perlu penguatan dengan titik berat pada pengawasan dalam hal ini pengawasan terhadap penyelenggaraan Diklat Teknis Alih Golongan yang di selenggarakan oleh pihak TNI dan Angkatan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres peserta pembelajaran kepemimpinan terhadap Uji PA di PT PLN (Persero). Variabel yang diteliti adalah stres (X) dan Uji PA (Y), menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data kuisioner campuran yang disebar kepada 150 responden. Dari hasil penelitian, didapatkan nilai signifikansi 0,505 > 0.050 sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antara stres peserta pembelajaran kepemimpinan terhadap Uji PA di PT PLN (Persero). Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurang tepatnya waktu penelitian dan pemilihan responden, serta jenis stres yang dialami oleh peserta pembelajaran kepemimpinan adalah stres positif (eustres). Adapun gejala stres yang muncul pada saat Uji PA merupakan perilaku belum percaya diri dan belum dapat mengendalikan diri pada saat presentasi Uji PA. Faktor lain yang mempengaruhi Uji PA di PT PLN (Persero) dari analisis data kuisioner terbuka adalah waktu yang terbatas (24%), penguji/ pembimbing/ mentor (23%), metode/ materi (16%), kemampuan komunikasi (15%), beban kerja (9%), dan lain-lain 13%. Oleh karena itu, saran dari penelitian ini adalah stres peserta pembelajaran kepemimpinan harus dikelola dengan baik dengan cara diberikan materi manajemen eustres, membuat standarisasi penilaian Uji PA, membuat metode dan materi yang fun learning dan digital learning, serta memberikan materi teknik komunikasi dan presentasi 4.0. Kata Kunci : Stres, Pembelajaran, Kepemimpinan, Uji, Project Assigment
Tidak tersedia versi lain