Tesis
Pelaksanaan Mutasi Pegawai Negeri Sipil di Komite Nasional Keselamatan Transportasi
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau penjelasan tentang pelaksanaan mutasi pegawai negeri sipil di Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriftifkualitatif serta teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan telaah dokumen, faktor-faktor yang di teliti adalah promosi jabatan, penurunan jabatan/demosi, pemindahan jabatan/rotasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan mutasi pegawai negeri sipil di Komite Nasional Keselamatan Transportasi dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan mutasi pegawai negeri sipil di Komite Nasional Keselamatan Transportasi dilihat dari aspek ruang lingkup promosi jabatan adalah Secara keseluruhan promosi jabatan itu diperlukan pada sebuah organisasi seperti di Komite Nasional Kesematan Transportasi, dampak dari terlaksananya promosi jabatan di KNKT itu memberikan dampak yang positif bagi organisasi, sesuai dengan asas kepercayaan dan sesuai dengan kebutuhan serta formasi tetapi untuk aspek keadilannya belum memenuhi. 2. Pelaksanaan mutasi pegawai negeri sipil di Komite Nasional Keselamatan Transportsi dilihat dari aspek ruang lingkup penurunan jabatan bahwa di KNKT perlu dilakukan penurunan jabatan bagi pegawai yang tidak disiplin, tentunya kalau penurunan jabatan harus disertai dengan evaluasi secara detail dan menyeluruh. Demosi lebih diartikan sebagai bentuk pembinaan daripada hukuman sehingga pegawai akan merasa diperhatikan oleh pimpinan dengan adanya pembinaan ini. 3. Pelaksanaan mutasi pegawai negeri sipil di Komite Nasional Keselamatan Transportsi dilihat dari aspek ruang lingkup pemindahan jabatan bahwa di KNKT diperlukan adanya pemindahan jabatan atau rotasi.. Idealnya pelaksanaan rotasi PNS di KNKT itu disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, tidak selalu berpedoman pada waktu. dalam kaitanya dengan kebijakan pimpinan bahwa kebijakan pimpinan itu berperan dalam mendukung terlaksananya rotasi pegawai, kemudian rotasi sebagai sarana batu loncatan ada benarnya karena untuk menajdi seorang pejabat pengawas itu harus menguasi pekerjaan-pekerjaan lainnya, dengan cara rotasi.
Tidak tersedia versi lain