Tesis
Penerapan Rotasi Pegawai Pada Sekretariat Kementerian Sekretariat Negara RI
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui Penerapan Rotasi Pegawai pada Sekretariat Kementerian Sekretariat Negara. Penerapan rotasi pegawai memiliki pengaruh terhadap aspek-aspek dalam meningkatkan produktivitas kerja yang terdiri atas aspek keterampilan, perilaku, pelatihan, dan motivasi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan teknik wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Penerapan rotasi pegawai pada Sekretariat Kementerian Sekretariat Negara belum sepenuhnya diterapkan di unit-unit kerja. Adapun kendala yang dihadapi pada penerapan rotasi jabatan adalah karakteristik pekerjaan yang berbeda, ketidaksiapan pegawai dalam menerima perubahan, kekuatiran adanya proses rotasi dapat menghambat pelayanan yang sudah berjalan. 2. Aspek keterampilan. Keterampilan yang diperoleh pegawai yang sudah rotasi tentu akan meningkat dan bertambah wawasan ilmunya, sedangkan pegawai yang belum rotasi, keterampilan yang dimiliki terbatas pada jabatan saat ini. Apabila ada tambahan keterampilan dikarenakan pegawai memiliki tugas tambahan di luar tugas, pokok, dan fungsi jabatan. 3. Aspek perilaku. Pegawai yang sudah rotasi tentu perilakunya mengikuti lingkungan yang baru atau menciptakan lingkungan kerja sendiri. Bagi pegawai yang belum rotasi tentu sikap yang ditunjukkan tidak perlu beradaptasi karena lingkungan sudah dikenali hanya perlu membina hubungan baik. 4. Aspek pelatihan. Pelatihan yang wajib untuk pegawai adalah diklat pimpinan. Pelatihan lain bagi pegawai yang sudah rotasi tentu bertambah sesuai jabatan yang baru, sedangkan pegawai yang belum rotasi, pelatihan yang diikuti sesuai jabatan saat ini. 5. Aspek motivasi. Motivasi para pegawai tidak mengalami penurunan, semua pegawai bekerja dengan baik dan sedang berlomba-lomba membuat inovasi baru di unit kerjanya. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang diberikan adalah: 1. Penerapan rotasi jabatan, terkait rotasi ini (a) penerapan rotasi dilakukan sejak pegawai sebagai pelaksana artinya membiasakan terlebih dahulu pola rotasi, (b) perbedaan karakteristik pekerjaan disiasati dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Sekretaris Negara tentang rumpun jabatan dan pola karier pegawai, dan (c) peran pimpinan untuk memastikan bahwa dinamika perubahan kerja tidak berdampak pada pelayanan yang sudah berjalan. 2. Aspek keterampilan. Sarannya (a) tidak membatasi pegawai dalam menambah wawasan ilmu, peningkatan keterampilan di berbagai bidang pekerjaan, (b) peran pimpinan eselon II perlu memantau proses adaptasi pegawai dan melakukan proses mentoring untuk meningkatkan keterampilan. 3. Aspek perilaku. Sarannya adalah (a) pemantauan pimpinan kepada pegawai yang berani menerima tantangan kerja dan pegawai yang tidak dapat menerima tantangan kerja, pendekatan dan perlakuan berbeda, (b) peran pimpinan menumbuhkan rasa empati kerja dengan sistem rotasi, dan (c) memberikan tanggung jawab kepada pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan diluar tugas, pokok, dan fungsinya. 4. Aspek pelatihan. Pelatihan tidak dibatasi berdasarkan jabatannya dan melakukan pembelajaran lain seperti studi banding dan bedah buku atau peraturan yang berlaku saat ini, serta Pusdiklat memberikan kesempatan secara terus menerus kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan. 5. Aspek motivasi. Memberikan penghargaan pada setiap kinerja yang dihasilkan pegawai. kerja sama dan saling membantu apabila ada pegawai yang mengalami penurunan motivasi dengan mengadakan kegiatan outbond team building.
Tidak tersedia versi lain