Tesis
Pengaruh Penghargaan Dan Hukuman Terhadap Perilaku Individu Pegawai Pengelola Kepegawaian Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Papua Barat
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
(1) gambaran penghargaan, hukuman dan perilaku individu; (2) pengaruh
penghargaan terhadap perilaku individu; (3) pengaruh hukuman terhadap perilaku
individu; dan (4) pengaruh penghargaan dan hukuman secara simultan terhadap
perilaku individu.
Kegunaan secara teoritis: (1) Sebagai sumbangan penting dan memperluas
wawasan bagi kajian ilmu manajemen dalam mengelola manajemen sumber daya
manusia sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pengembangan
penelitian sumber daya manusia yang akan datang; (2) Memberikan sumbangan
penting dan memperluas kajian ilmu manajemen yang menyangkut perilaku
individu.; Sedangkan Kegunaan secara praktis (1) Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sumbangan pikiran bagi Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Papua Barat untuk menghargai kinerja PNS dengan memberikan penghargaan dan
mengubah perilaku individu pengelolaan kepegawaian yang negatif melalui
pemberian hukuman; (2) Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan prima
pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Papua Barat dan perubahan sikap kerja
pegawai sebagai pengelola kepegawaian yang senantiasa memberikan pelayanan
sekunder / intern kepada seluruh pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan kerja
Pemerintahan Provinsi Papua Barat, sesuai tugas pokok dan fungsinya; (3) Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur kinerja pegawai pada Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Papua Barat dalam menyelenggarakan pelayanan
kepegawaian bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Provinsi
Papua Barat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Penelitian ini dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Papua Barat
dan dua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya yaitu Badan Diklat dan
Dinas Pertambangan Provinsi Papua Barat yang khusus menangani bagian
kepegawaian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yang
bersifat deskriptif analitis, dengan sampel 64 pegawai dan menggunakan analisis
korelasilasional dan regresi.
Hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1)
Besarnya pengaruh variabel penghargaan terhadap perilaku individu adalah 0,597
tergolong cukup kuat, sedangkan kontribusi variabel X1 terhadap Y sebesar 35,6% dan sisanya 64,4% ditentukan oleh variabel lain. Hasil penelitian ini
menginformasikan bahwa penghargaan yang selama ini telah dilakukan oleh
organisasi menjamin perubahan perilaku individu seorang pegawai, dan ada
variabel - variabel lain yang juga mempengaruhi perilaku individu seorang
pegawai.
Selain itu bentuk penghargaan misalnya pengangkatan dalam jabatan
yang selama ini ada intervensi politik, dimana seorang PNS yang dalam
kampanye mendukung bakal calon bupati/ gubernur terpilih akan mendapat
jabatan yang bagus, hal ini nantinya berpengaruh kepada aturan pelanggaran
menjadi tim sukses pemimpin daerah dengan jabatan politis, selain itu PNS yang
lebih dekat kepada pimpinan, itu juga yang dapat jabatan, jadi di daerah itu isu
politik dalam mempengaruhi jabatan sangat terasa. Kemudian pemberian cuti
harus ditertibkan, bagaimana organisasi bisa mencapai tujuannya kalau
pegawainya kebanyakan cuti, bila perlu ada buku khusus yang mencatat ijin cuti
para pegawai sehingga pegawai yang sudah mengambil cuti 1 (satu) kali dalam
satu tahun tidak di beri cuti lagi oleh pimpinan berdasarkan buku cuti itu;
(2) Besarnya pengaruh hukuman terhadap perilaku individu adalah 0,668
tergolong kuat, adapun kontribusi variabel X2 terhadap Y sebesar 44,6% dan
sisanya 55,4% ditentukan oleh variabel lain. Temuan penelitian ini menerangkan
bahwa pemberian sanksi atau hukuman yang tegas pada Pegawai Negeri Sipil
dapat mengubah sikap dan perilaku seorang pegawai walaupun masih ada variabel–variabel lain yang juga mempengaruhi perilaku individu.
Pelanggaran yang masih sering terjadi di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua
Barat adalah pelanggaran kode etik, pelanggaran disiplin, ijin perkawinan dan
perceraian, menjadi anggota partai politik, dan pemberhentian namun karena
mempertimbangkan aspek kemanusiaan sehingga hukuman yang diberikan adalah
di lepas dari jabatan; (3) besarnya pengaruh secara simultan antara penghargaan
(X1) dan hukuman (X2) terhadap perilaku individu (Y) sebesar 0,715 tergolong
kuat. Sedangkan kontribusi secara bersama – sama (simultan) variabel X1 dan X2
terhadap Y = R² x 100% = 0,715²x100% = 51,1% dan sisanya 48,9% ditentukan
oleh variabel lain. Kemudian mengenai naik turunnya atau besar kecilnya perilaku
individu dapat diprediksi melalui persamaan regresi Ÿ= 82,194 + 0,639X2. Untuk
menilai apakah perilaku individu pegawai pengelola kepegawaian pada Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Papua Barat baik atau buruk, maka dapat dilihat
dari banyak tidaknya pelanggaran yang dilakukan dan hukuman yang diterima,
karena fokus Penulis kepada pelanggaran disiplin, maka pelanggaran disiplinlah
yang menjadi titik berat penilaian. Pelanggaran disiplin yang dilakukan PNS di
Provinsi Papua Barat, terbilang cukup banyak dan banyak pula yang menerima
hukuman disiplin, sehingga dapat dikategorikan perilaku pegawai pengelola
kepegawaian pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Papua Barat adalah
buruk, karena itu harus diubah.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka disarankan sebagai berikut:
(1) Pimpinan senantiasa menerapkan penghargaan sesuai aturan dan juga dengan
bentuk penghargaan – penghargaan lain yang diciptakan sendiri oleh pemimpin
untuk merubah sikap dan perilaku pegawai. (2) Pimpinan senantiasa menerapkan
hukuman sesuai aturan dengan ketegasan yang sungguh sehingga memberikan
efek jera bagi setiap pegawai yang melanggarnya dengan maksud merubah
perilaku buruk menjadi baik. (3) Pimpinan memberikan kesempatan pendidikan
dan pelatihan bagi setiap pegawai sehingga dengan bertambahnya tingkat
pendidikan dan keterampilannya perilakunya yang buruk karena faktor pendidikan
yang rendah dan kurangnya keterampilan dapat berubah.
Tidak tersedia versi lain