Skripsi
Pengaruh Pelatihan Terhadap Kompetensi Sumber Daya Manusia Pada Biro Keuangan Badan Pusat Statstik
Badan Pusat Statistik, merupakan salah satu organisasi perencana di Indonesia, organisasi ini dituntut untuk mempunyai sumber daya manusia yang tanggap terhadap perubahan lingkungan, perkembangan teknologi yang pesat, sehingga kompetensi yang merupakan modal dasar dalam peningkatan profesionalisme harus dimiliki. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah apakah sumber daya manusia yang ada sudah mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diharapkan. Upaya yang dilakukan Badan Pusat Statistik dalam meningkatkan kompetensi pegawai yaitu dengan mengadakan Pelatihan. dalam skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup hanya pada Pengaruh Pelatihan terhadap Kompetensi pegawai. Sedangkan permasalahan yang dibahas dibatasi pada Pelatihan di Biro Keuangan Badan Pusat Statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu:”Mengetahui Pengaruh Pelatihan Terhadap Kompetensi Sumber Daya Manusia pada Biro Keuangan Badan Pusat Statistik”. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui teknik Survey dengan paradigma deskriptif korelasional. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan dimulai bulan Mei 2012 sampai dengan September 2012. Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini penulis menggunakan sensus atau sampel jenuh. Dalam penelitian ini jumlah populasinya < 100 orang yaitu berjumlah 81 orang, sehingga semua anggota populasi dijadikan sampel sebanyak 81 orang pegawai atau teknik pengambilan sampel jenuh. Dalam penyusunan skripsi ini yang menjadi sampel penelitian adalah sejumlah 81 pegawai Biro Keuangan Badan Pusat Statistik Jakarta. Data utama yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berdasarkan sumbernya meliputi data primer dan data sekunder. Untuk menganalisa data berupa pilihan jawaban responden berdasarkan persepsinya yang semula bersifat vii kualitatif maka akan diarahkan ke kuantitatif dengan pemberian skor pada setiap jawaban dari pilihan jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan di kuesioner dengan pola klasifikasi jawaban dan skor sebagai berikut: Nilai/skor 1:Sangat Tidak Setuju (STS); Nilai/skor 2:Tidak Setuju (TS); Nilai/skor 3:Ragu-ragu (RR); Nilai/skor 4:Setuju(S); Nilai/skor 5: Sangat Setuju (SS). Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi parsial antara antara variabel Pelatihan (X) dengan kompetensi (Y) adalah sebesar 0,911 merupakan hubungan (korelasi) positif pada kategori sangat erat, jadi tingkat hubungannya sangat kuat (atau sangat erat), yang berarti bahwa semakin tinggi peningkatan variabel Pelatihan (X) maka akan semakin berpengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi pegawai (Y). selanjutnya besaran kontribusi pengaruh, maka dihitung koefisien determinasi sebagai berikut : KD = r2 x 100% = 0,83 atau 83%. Dengan hasil tersebut diatas dapat dikatakan bahwa variabel Pelatihan (X) mempunyai kontribusi pengaruh sebesar 83% terhadap kompetensi dan sisanya 17% disebabkan oleh faktorfaktor yang lainnya atau dapat dikatakan bahwa variabel Pelatihan (X) memikili tingkat pengaruh sebesar 83,% terhadap kompetensi pegawai di Biro Keuangan Badan Pusat Statistik. Pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi pegawai, dimana pada persamaan regresi dengan formula: Y = 4,875 + 0,613 X. Dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa Nilai konstanta intersep sebesar 4,875 menyatakan bahwa jika variabel Pelatihan (X), meningkat 1 satuan, maka variabel Kompetensi (Y) akan meningkat sebesar 4,875. Selanjutnya Nilai koefisen regresi variabel Pelatihan (X) terhadap variabel Kompetensi (Y) adalah sebesar 0,613. Hal ini berarti jika variabel Pelatihan (X) naik 1 satuan akan meningkatkan variabel Kompetensi (Y) sebesar 0,613. Maka dari itu disarankan agar pimpinan Badan Pusat Statistik terutama di Biro Keuangan BPS dalam pencapaian tujuan peningkatan kompetensi SDM, salah satunya adalah pelaksanaan program pelatihan dengan perhatian yang lebih tinggi pada aspek materi, metode dan waktu pelatihan. Dimana diperlukan penyesuaian dengan kebutuhan karyawan dan tuntutan dinamika pekerjaan yang terus berkembang. Kedua, Pimpinan BPS diharapkan dapat membuat kebijakan-kebijakan pengembangan SDM diantaranya melalui program pelatihan guna meningkatkan kompetensi SDM.
Tidak tersedia versi lain