Tesis
Efektivitas Remunerasi Di Tinjau Dari Aspek-Aspeknya Pada Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan efektivitas remunerasi ditinjau dari aspek-aspeknya pada Sekretariat Jenderal DPR RI. Efektivitas remunerasi pada Sekretariat Jenderal DPR RI dianalisis melalui beberapa aspek efektivitas sebagaimana yang disampaikan oleh Steers (1985:46) yaitu aspek produktivitas, motivasi dan kepuasan. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan Analisis Data Interaktif yang disampaikan oleh Hubberman dan Miles (Sugiyono, 246:2013). Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, efektivitas remunerasi ditinjau dari aspek-aspeknya pada Sekretariat Jenderal DPR RI dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Aspek Produktivitas yang terdiri dari prinsip keterbukaan, kesederhanaan, kepastian, keadilan, perilaku petugas pelayanan meningkat setelah remunerasi. Hal ini dapat dilihat dari adanya keterbukaan yang meliputi petunjuk, sosialisasi, saran dan kritik yang dapat diakses oleh publik, adanya pelayanan yang tidak berbelit-belit, adanya kepastian terhadap waktu, biaya dan petugas yang melayani, adanya pelayanan yang tidak diskriminatif serta adanya perilaku petugas pelayanan yang tanggap, peduli, disiplin dan mampu memberikan pelayanan. 2. Aspek Motivasi yang terdiri dari unsur upah yang layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai individu, keamanan, tempat kerja yang baik, penerimaan kelompok (team work), perlakuan yang wajar, dan pengakuan atas prestasi meningkat setelah remunerasi. Hal ini dapat dilihat dari gaji terendah yang dibayarkan kepada pegawai pada Setjen DPR RI di atas UMP sebagai ukuran standar gaji minimal, adanya program diklat secara berkala yang disesuaikan dengan kebutuhan Bagian-bagian, adanya penghargaan terhadap pegawai teladan, adanya ruang kerja yang bebeas dari gas beracun, asap kebakaran. kebisingan, adanya lingkungan fisik berupa kecukupan penerangan cahaya lampu yang memadai, ruang kerja yang sejuk (suhu AC berkisar 19 keterlibatan pegawai dalam mengerjakan pekerjaan (dalam team work), pegawai bekerja sesuai dengan jam kerja, dan pemberian tanda kehormatan terhadap pegawai yang dianggap berprestasi. Sedangkan pada promosi belum sepenuhnya o c), adanya meningkatkan motivasi pegawai, hal ini disebabkan pelaksanaan promosi untuk eselon I dan II sudah terbuka dan eselon III dan IV belum terbuka. 3. Aspek Kepuasan yang terdiri dari unsur hubungan dengan atasan (supervision), dan teman sekerja (workers), meningkat setelah remunerasi. Hal ini dapat dilihat dari adanya komunikasi dan koordinasi yang lancar dengan atasan, penyelesaian pekerjaan yang berkaitan satu sama lain berjalan lancar dan tidak ada konflik/keributan antar teman. Sedangkan kepuasan yang terdiri dari unsur pekerjaan itu sendiri (work it self), promosi (promotion), dan gaji atau upah (gain) belum sepenuhnya meningkatkan kepuasan pegawai pada Setjen DPR RI. Hal ini disebabkan karena pekerjaan yang telah dikontrakkan dianggap kurang sesuai dengan minat dan kurang menantang, tahapan dalam promosi belum objektif, dan penentuan kelas jabatan (grading) yang berdampak pada nominal tunjangan kinerja dianggap belum objektif. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Sekretariat Jenderal DPR RI agar tercapai efektivitas yang tinggi terkait remunerasi sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan pegawai dalam bekerja diharapkan agar sistem promosi dilakukan secara terbuka dan transparan, untuk meningkatkan kepuasan pegawai terkait pekerjaan yang dikontrakkan diharapkan agar disesuaikan dengan pendidikan dan pengalaman kerja sedangkan untuk meningkatkan kepuasan pegawai terkait gaji atau upah diharapkan agar penentuan kelas jabatan (grading) ditetapkan setelah melihat hasil assessment.
Tidak tersedia versi lain