Skripsi
Implementasi Kebijakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Oleh Guru SMP Di Wilayah Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur
Pada tahun 2015 setelah kebijakan ini ditetapkan, sosialisasi segera dilakukan kepada para pemangku kepentingan seperti Dinas Pendidikan beserta guru-guru, dan Wartawan, serta para pejabat di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Semenjak sosialiasi dilakukan terhadap para pemangku kepentingan. Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melakukan kegiatan bimibingan teknis penyegaran keterampilan berbahasa Indonesia terhadapa guru-guru di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui implementasi Kebijakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia oleh Guru SMP di Wilayah Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn. Van Meter dan Vam Horn menggunakan variabel atau aspek-aspek. Aspek-aspek ini mengasumsikan bahwa implementasi kebijakan bekerja sejalan dengan proses pelaksanaan kebijakan. Aspek- aspek yang dimaksud adalah 1) aspek ukuran dan tujuan; 2) aspek sumber daya; 3) aspek karakteristik agen pelaksana; 4) aspek sikap/kecenderungan para pelaksana; 5) aspek komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana; serta 6) aspek lingkungan, sosial, dan politik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan telaah dokumen. Hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan implementasi kebijakan sebagai berikut. 1. Aspek ukuran dan tujuan. Dari hasil penelitian aspek ini memperlihatkan hal yang baik, dilihat dari pemahaman guru-guru terhadap kebijakan yang diberlakukan. 2. Aspek sumber daya. Sunber daya para pelaksana yaitu guru-guru sudah baik karena sering mendapatkan informasi. Sedangkan sumber daya manusia dari Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa secara kuantitas harus ditambah. Begitu pun sumber daya yang lain yaitu anggaran, agar lebih difokuskan sehingga frekuensi pelatihan bagi guru dalam satu tahun anggaran menjadi banyak. vii 3. Aspek karakteristik agen pelaksana. Karakteristik para pelaksana berbeda-beda cara penimplementasian kebijakan ini. 4. Aspek sikap/kecenderungan para pelaksana. Sikap para guru dalam pengimplementasian kebijkan ini memperlihat sikap positif dan berperan aktif. 5. Aspek komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana. Komunikasi dalam diseminasi isi kebijakan ini melalui instansi yang terkait dan antusis yang tinggi guru dalam mengikuti pelatihan. 6. Aspek lingkungan, sosial, dan politik. Dalam aspek ini faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap murid-murid tentang penggunaan kata. Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan 1. Pemerintah dan guru-guru harus lebih tegas agar murid-murid dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar baik dari segi tulisan ataupun lisan. 2. Pemerintah harus lebih menguatkan sumber daya manusia dalam penyampaian isi kebijakan ini.
Tidak tersedia versi lain