Skripsi
Pengaruh Pelatihan Teknis Terhadap Produktivitas Pegawai Laboratorium Pengujian Dan Kalibrasi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta Kementerian Kesehatan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh produktivitas pegawai laboratoirum pengujian dan kalibrasi di BPFK Jakarta yang masih belum memuaskan, sedangkan kebutuhan pelayanan pengujian dan kalibrasi di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan hal yang penting untuk menjamin keselamatan pasien, belum lagi permintaan pelayanan pengujian dan kalibrasi yang semakin tahun semakin terus bertambah sehubungan dengan kalibrasi merupakan salah satu persyaratan penilaian akreditasi. Usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai tersebut salah satunya adalah dengan Pelatihan Teknis, namun dalam prakteknya juga ditemui kendala seperti terbatasnya penyedia pelatihan teknis pengujian dan kalibrasi di Indonesia dan adanya efisiensi anggaran yang berdampak pada pemotongan anggaran pelatihan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan teknis terhadap produktivitas kerja pegawai laboratorium pengujian dan kalibrasi BPFK Jakarta Kementerian Kesehatan RI. Penelitian ini dilakukan di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s.d Mei tahun 2018. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai laboratorium pengujian dan kalibrasi di BPFK Jakarta yang berjumlah 32 orang selanjutnya teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh, dimana sampel diambil berdasarkan populasi yang ada secara menyeluruh. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang telah diuji melalui uji instrumen validitas dan realibilitas sebelumnya, setelah itu dilanjutkan teknis pengolahan data dan teknik analisa data uji asumsi klasik sebagai prasyarat dari uji regresi, setelah semua langkah uji asumsi kalsik telah memenuhi syarat maka dilanjutkan uji hipotesis menggunakan regresi linear sederhana, uji determinasi (R2 ) dan Uji t. Berdasarkan pengujian hipotesis menunjukan bahwa vriabel pelatihan mempuyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas pegawai, hal ini terbukti kebenarannya, yaitu dari nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,824 yang berarti variabe pelatihan dan produktivitas memiliki hubungan yang kuat, adjusted R square menunjukan 66,4% ix produktivitas kerja dipengaruhi oleh pelatihan, sedangkan sisanya 33,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam pelatihan ini. Didapatkan juga persamaan regresi sederhana yaitu Y=1,596+0,793X, dan hasil Uji menunjukan t-hitung (6,821) > t-tabel (2,0739) maka keputusannya Hipotesis diterima yang artinya terdapat pengaruh antara pelatihan teknis terhadap produktivitas kerja pegawai laboratorium pengujian dan kalibrasi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta Terkait saran untuk meningkatkan produktivitas kerja, sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukan adanya pengaruh positif pelatihan teknis terhadap produktivitas pegawai, maka BPFK Jakarta harus meningkatkan frekuensi kegiatan pelatihan, peningkatan jumlah kegiatan pelatihan dilakukan dengan membuat program pelatihan yang terencana dan sistematis setiap tahunnya, untuk membuat program pelatihan tahunan harus didahului dengan membuat training need analysis (TNA) agar tujuan dari pelatihan benar-benar linear dengan sasaran untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Setelah membuat Program Rencana pelatihan tahunan, langkah selanjutnya adalah memasukan rencana pelatihan tahunan kedalam RKAKL untuk mendapatkan anggaran. Dalam membuat rencana program pelatihan tahunan, manajemen BPFK Jakarta harus menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi, diantaranya adalah penambahan pelatihan yang bertujuan untuk penambahan ruang lingkup layanan dan pelatihan pembuatan metode kerja (MK) yang dapat mengefisiensi waktu pegawai saat melakukan kalibasi. Berdasarkan permasalahan pelatihan yang telah disebutkan pada bab II terkait pemotongan anggaran pelatihan dan keterbatasan penyedia pelatihan di dalam negeri, sehubungan dengan hasil penelitian ini yang menunjukan adanya pengaruh positif pelatihan terhadap produktivitas pegawai, maka manajemen BPFK Jakarta harus mensiasati permasalahan tersebut agar jumlah pelatihan dari tahun ke tahun tidak fluktulasi naik turun melainkan terus meningkat, diantaranya melalui langkah teknis sebagai berikut; sumber dana pelatihan diambil dari sumber PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) bukan dari rupiah murni yang bersumbur pada APBN sehingga jika ada efisiensi anggaran maka penggunaannya lebih flesikbel, sehingga tidak ada anggaran pelatihan yang dipotong atau di drop. Menanggarkan pelatihan teknis metrologi keluar negeri seperti ke ECRI atau MTI di Amerika, hal ini terkait dengan BPFK Jakarta sebagai institusi rujukan nasional yang harus lebih unggul secara kompetensi dibanding institusi penguji lainnya di dalam negeri.
Tidak tersedia versi lain