Tesis
Analisis Pengaruh Komponen-Komponen Inflasi Terhadap Inflasi Umum Di Indonesia Tahun 2006-2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh komponen inflasi yang komoditas harganya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah (administered price), inflasi komoditas yang harganya bergejolak (volatile goods) dan inflasi inti (inflasi kelompok barang yang dipengaruhi oleh faktor fundamental yaitu interaksi permintaan dan penawaran, lingkungan eksternal dan ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen, oleh sebab itu inflasi inti lebih dapat dikontrol dengan kebijakan moneter melalui Bank Indonesia) terhadap inflasi umum. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan desktiptif. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis hubungan komponen-komponen inflasi yang terdiri dari inflasi inti, inflasi administered price dan inflasi volatile goods terhadap inflasi umum. Disamping itu juga menganalisis besarnya pengaruh inflasi administered price secara langsung terhadap inflasi inti dan pengaruh tidak langsung terhadap inflasi volatile goods. Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan Structural Equations Models (SEM) dan diintegrasikan dengan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi administered price mempengaruhi kenaikan inflasi inti, sehingga setiap kenaikan inflasi administered price menyebabkan kenaikan inflasi inti. Secara tidak langsung kenaikan inflasi administered price menyebabkan inflasi volatile goods naik melalui kenaikan inflasi inti. Beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini diantaranya adalah untuk mengendalikan ekspektasi inflasi, adalah pemerintah dan Bank Indonesia, melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPI) baik di tingkat pusat maupun daerah, harus meningkatkan sosialisasi sekaligus mengarahkan masyarakat dan pelaku usaha agar dalam setiap pengambilan kebijakan ekonomi selalu mendasarkan sasaran inflasi sebagai salah satu dasar pertimbangan, misalnya dalam penentuan upah minimum buruh. Sementara itu, untuk mengendalikan inflasi administered price, upaya yang bisa ditempuh di antaranya meminimalkan kenaikan TDL, BBM, PAM, elpiji, tarif telepon, dan juga tarif cukai. Pertimbangan yang bisa digunakan adalah kenaikan itu harus sesuai dengan harga keekonomiannya, namun tidak membebani masyarakat miskin dan tetap memperhatikan ketersediaan subsidi. Untuk menghindari beban inflasi yang terlalu tinggi bagi masyarakat, pemerintah pusat dan daerah perlu mengkaji secara matang setiap keputusan terkait penetapan tarif komoditas administered price tersebut. Kenaikan harga pada barang-barang yang ditentukan pemerintah seperti bahan bakar minyak tentunya akan berdampak pada kenaikan harga produksi barang lainnya sehingga menimbulkan efek domino kenaikan laju inflasi secara agregat. Untuk menjaga inflasi volatile goods, langkah-langkah yang bisa diterapkan misalnya meningkatkan pasokan gabah/beras dalam negeri sekaligus menjamin ketersediaan pasokannya, menjamin tersedianya anggaran untuk pelaksanaan operasi pasar secara periodik, menjaga rantai distribusi barang dan jasa agar tidak terdistorsi, dan mengembangkan berbagai varietas produk pertanian agar harga produk di pasar semakin bersaing dan tidak tergantung impor. Tentunya, berbagai langkah di atas harus dilaksanakan secara terukur, terintegrasi, dan selalu menyesuaikan dengan kondisi terkini perekonomian.
Tidak tersedia versi lain