Tesis
Peran Sektor Perumahan Dalam Perekonomian Indonesia
Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran sektor perumahan dalam perekonomian Indonesia, yang meliputi peran dalam pembentukan struktur permintaan dan penawaran, nilai tambah dan output sektoral; penciptaan multiplier effect yang meliputi multiplier output, multiplier pendapatan dan multiplier tenaga kerja; serta dampak adanya permintaan akhir sektor perumahan terhadap penciptaan output, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Penelitian ini mencakup perekonomian nasional, dirancang untuk melihat dampak sektor perumahan terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif, berdasarkan data sekunder dan studi literatur dari jurnal, text book maupun artikel-artikel yang berkaitan dengan penelitian. Sumber data utama dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data Tabel Input Output (IO) tahun 2010. Penyusunan tabel input output dilakukan berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu Survei Khusus Koefisien Input Output (SKKI). Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas yakni peran sektor perumahan dan variabel terikat yakni perekonomian Indonesia. Dari data pada table IO tahun 2010, dilakukan analisis deskriptif, analisis multiplier effect, dan analisis dampak untuk memperoleh hasil sesuai tujuan penelitian. Hasil pengolahan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut: , 1. Total permintaan sektor bangunan tempat tinggal pada tahun 2010 mencapai 29,38 persen, tertinggi dibandingkan dengan sektor lainnya dalam kelompok sektor konstruksi, dengan komposisi meliputi 90,32 persen untuk permintaan akhir domestik; 9,61 persen untuk permintaan antara; dan 0,07 persen untuk kebutuhan ekspor. Sedangkan penawaran atau supply sektor bangunan tempat tinggal berasal dari output domestik sebesar 99,87 persen dan dari impor sebesar 0,13 persen. 2. Nilai output untuk sektor bangunan tempat tinggal pada tahun 2010 mencapai 29,46 persen (tertinggi dalam lingkup sektor konstruksi). Sedangkan untuk nilai tambah bruto (NTB) menyumbang 30,97 persen dari total NTB sektor konstruksi. 3. Berdasarkan multiplier effect output yang tercipta akibat adanya kenaikan permintaan akhir sektor bangunan tempat tinggal, sektor yang paling diuntungkan adalah sektor industri logam dasar besi dan baja. Untuk multiplier effect pendapatan, sektor yang paling diuntungkan adalah sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan untuk multiplier effect tenaga kerja, sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. 4. Permintaan akhir di sektor bangunan tempat tinggal pada tahun 2010 sebesar Rp.512.507.686 juta akan menciptakan output pada sektor tersebut secara total sebesar Rp.566.995.347 juta, menciptakan pendapatan sebesar Rp164.981.339 juta dan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.710.904 tenaga kerja. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disampaikan beberapa masukan dan saran kepada para pemangku kepentingan sebagai berikut: 1. Sektor perumahan (bangunan tempat tinggal) memberikan peran/kontribusi yang signifikan (terbesar) dalam kelompok sektor konstruksi. Sektor konstruksi sendiri, memberikan kontribusi di atas 10% pada distribusi PDB. Selain itu adanya multiplier effect dari pembangunan sektor perumahan juga mempengaruhi terciptanya peningkatan ouput, pendapatan, dan tenaga kerja pada sektor lain. Dengan demikian, peningkatan belanja ataupun investasi pada sektor perumahan, akan mendukung peningkatan kinerja perekonomian nasional. Untuk itu pemerintah perlu memberikan perhatian yang lebih besar terhadap peningkatan peran sektor perumahan, khususnya melalui kebijakan pembangunan yang mendukung pembangunan sektor ini. 2. Terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar setiap manusia, pemerintah hendaknya dapat memberikan jaminan tempat tinggal (rumah) yang layak bagi warganya melalui program-program di sektor perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Tidak tersedia versi lain