Tesis
Pengaruh Harga Karet, Harga Minyak Dan Biaya Operasional Terhadap Volume Ekspor Karet Pada Petani Di Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan Ke Jepang
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman informasi tentang
hubungan tingkat pengaruh Harga Karet, Harga Minyak dan Biaya Operasional
terhadap Volume Ekspor Karet pada Petani di Kabupaten Muara Enim ke Jepang
serta tingkat pengaruh Harga Karet, Harga Minyak dan Biaya Operasional secara
bersama-sama terhadap Volume Ekspor Karet pada Petani di Kabupaten Muara
Enim ke Jepang.
Pokok Permasalahan yang diteliti adalah seberapa besar tingkat pengaruh
Harga Karet, Harga Minyak dan Biaya Operasional terhadap Volume Ekspor
Karet pada Petani di Kabupaten Muara Enim ke Jepang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei dengan pendekatan
kuantitatif, instrument dalam penelitian ini berupa, kuesioner data sebagai alat
bantu dalam pengumpulan data. Responden dalam penelitian ini adalah
sebagian petani karet di Muara Enim. Teknik pengambilan sampel yaitu sebagian
dari populasi sebanyak 48 responden, dengan metode convenience sampling.
Untuk menjaring data dari variabel yang diteliti digunakan instrument berupa
angket dengan skala Likert. Instrument ini dikalibrasi dengan menggunakan
Validitas butir dan koefisien Reliabilitas. Validitas dan Reliabilitas butir diuji
dengan menggunakan bantuan SPSS. Selanjutnya data penelitian dianalisis
dihitung dengan penghitungan regresi melalui SPSS. Hasil penelitian
menemukan bahwa:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara harga karet terhadap
volume ekspor karet dengan koefisien korelasi 0,902, dengan demikian
kontribusi (X1) terhadap (Y) sebesar (0,902)
atau 81,4%. Dengan koefisien
korelasi sebesar 0,902, maka korelasi antara harga karet dengan volume
ekspor karet termasuk kategori kuat.
2. Terdapat pengaruh yang positif antara harga minyak terhadap volume ekspor
karet dengan koefisien korelasi 0,708, dengan demikian kontribusi (X2)
terhadap (Y) sebesar (0,708)
atau 50,1%. Dengan koefisien korelasi sebesar
0,708, maka korelasi antara harga minyak dengan volume ekspor karet
termasuk kategori kuat. Hal ini berarti bahwa apabila harga minyak
meningkat, maka volume ekspor karet akan lebih baik.
3. Terdapat pengaruh yang positif antara biaya operasional terhadap volume
ekspor karet dengan koefisien korelasi 0,708, dengan demikian kontribusi
(X2) terhadap (Y) sebesar (0,708)
atau 50,1%. Dengan koefisien korelasi
sebesar 0,708, maka korelasi antara harga minyak dengan volume ekspor
karet termasuk kategori kuat. Hal ini berarti bahwa apabila harga minyak
meningkat, maka volume ekspor karet akan lebih baik.
4. Adapun pengaruh harga karet, harga minyak dan biaya operasional terhadap
volume ekspor karet adalah positif dan signifikan, yang ditunjukkan dengan
persamaan regresi ganda Y= 4,508 + 1,088x1 - 218x2 + 0,835 x3, dan
koefisien korelasi 0,910 atau 82,8%.
Berdasarkan temuan peneliti yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti
dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Pertanian di Indonesia dalam arti luas mencakup pertanian dalam arti
sempit, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Pengembangan masing-masing sub sektor, salah satunya sub sektor
perkebunan karet hendaknya diprioritaskan diperlukan dalam rangka
revitalisasi sektor pertanian.
2. Sebagai suatu kepulauan yang terletak di daerah tropis, Indonesia memiliki
beragam jenis tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari
yang konsisten sepanjang tahun, kondisi iklim, dan curah hujan rata-rata
per tahun yang cukup tinggi yang memenuhi persyaratan tumbuh tanaman
karet. Semua kondisi tersebut hendaknya mendorong pemerintah
menggiatkan budidayakan tanaman perkebunan karet.
3. Agar Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan
mempublikasikan hasil temuan ini kepada seluruh importer, produsen, petani
dan buruh karet di wilayahnya.
4. Agar Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan
dapat menyertakan hasil penelitian ini ke dalam penyusunan kebijakan
mereka terkait harga karet, harga minyak, biaya operasional dan volume
ekspor karet.
5. Agar Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan
dapat mengerahkan segala daya dan upaya untuk mempertahankan harga
karet tetap tinggi sehingga menggairahkan pihak-pihak terkait untuk
menambah volume ekspor karet.
6. Agar Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan
memahami bahwa upah buruh tidak berpengaruh signifikan terhadap volume
ekspor sehingga dapat mengambil kebijakan upah yang berpihak kepada
petani dan buruh karet.
7. Agar importer dan produsen karet di Kabupaten Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan memahami bahwa upah buruh tidak berpengaruh
signifikan terhadap volume ekspor sehingga dapat sewenang-wenang
menekan petani atau buruh karet untuk bekerja dengan upah murah.
Tidak tersedia versi lain