Skripsi
Penerapan Sistem Akuntasi Keuangan (SAK) Pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi-LAN Jakarta Tahun Anggaran 2011
Sistem akuntansi dibentuk dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan suatu organisasi, sehingga dalam pembentukannya harus memperhatikan beberapa tahap analisa yang biasanya terdiri dari analisa untuk mengidentifikasikan kebutuhan pihak-pihak yang menggunakan informasi keuangan dan analisa untuk menentukan bagaimana sistem dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disingkat SAPP, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang tiga komponen tersebut yaitu Pencatatan, Rekonsiliasi dan Pelaporan. Pencatatan meliputi pencatatan Mata Anggaran Keluaran (MAK) kedalam aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) atas dokumen-dokumen Pagu Anggaran, Dokumen Piutang, Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) dan Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB). Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dilihat dari pencatatan, rekonsiliasi dan pelaporannya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara terhadap 5 (lima) key informant, telaah dokumen dan observasi. Selanjutnya analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. v Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1. Pencatatan Mata Anggaran Keuangan (SAK) kedalam Aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) terhadap dokumen Pagu Anggaran, Dokumen Piutang, Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) dan Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) menunjukan bahwa pencatatannya tidak memasukan semua akun yang ada sehingga informasi yang dihasilkan dari aplikasi tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. 2. Rekonsiliasi yang dilakukan setiap bulan sudah memenuhi kriteria rekonsiliasi yaitu tepat waktu karena dilakukan selama 7 hari kerja setelah bulan berakhir. 3. Pelaporan seperti Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang dihasilkan oleh aplikasi sistem akuntansi keuangan (SAK) belum dapat menjawab kebutuhan akan pelaporan untuk relisasi anggaran berdasarkan kegiatannya. Karena hal-hal tersebut diatas, penulis menyarankan kepada Pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi-LAN Jakarta untuk : 1. Pencatatan dengan menggunakan aplikasi sebaiknya memasukan semua Mata Anggaran Keluaran (MAK) sehingga lebih informatif dan hasil yang diperoleh menunjukan posisi keuangan yang sebenarnya. 2. Rekonsiliasi yang dilakukan selama tahun 2011 sudah baik, tetapi alangkah baiknya Mata Anggaran Keluaran (MAK) dari aplikasi SPM disesuaikan dengan MAK pada aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) atau sebaliknya untuk menghindari kesalahan catat atau sebagai kontrol satker. 3. Laporan keuangan semestinya memperlihatkan kondisi suatu organisasi senyatanya, namun dengan aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) yang masih menggunakan cara manual menjadikan hasilnya kurang informatif. Dan sebaiknya ditambahkan untuk beberapa komponen dalam neraca seperti cadangan piutang.
Tidak tersedia versi lain