Skripsi
Implementasi Kebijakan Pelayanan Farmasi Pada Pasien Jamkesmas Di Rumah Sakit Kanker DHARMAIS Jakarta
Sebagaimana Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kanker “Dharmais” merupakan instalasi yang melayani masalah pelayanan farmasi yang ada di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, maka melayani pasien-pasien Jamkesmas dengan pengobatan kemoterapi adalah salah satu bentuk layanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi kebijakan pelayanan farmasi pada pasien Jamkesmas di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, yang selama ini dikelola oleh Instalasi Farmasi melalui apotik safari rawat inap dan apotik safarjan untuk pasien rawat jalannya. Kemudian dengan mengetahui bagaimana implementasi kebijakan pelayanan farmasi, maka dapat dirasakan manfaatnya bagi dunia akademis maupun dunia praktis khususnya bagi pelayanan kesehatan pada pasien Jamkesmas di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara dan telaah dokumen. Untuk pedoman wawancara dilakukan terhadap mereka yang berhubungan langsung dengan pelayanan kefarmasian baik yang di apotik safari rawat inap, apotik safarjan untuk rawat jalannya maupun di depo-depo farmasi di ruang rawat inapnya dalam lingkungan Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, sedangkan telaah dokumen dilakukan dengan berpedoman pada seluruh dokumen yang berhubungan dengan pelayanan kefarmasian. viii Hasil penelitian berdasarkan aspek-aspek yang diteliti, menunjukkan bahwa pada aspek sumber daya dikatakan cukup bagus, tetap dapat dipertahankan kalau bisa ditingkatkan sistem pelayanan farmasi, agar setiap tenaga yang terkait memahami benar daftar obat-obat yang terdapat dalam pedoman pelaksanaan Jamkesmas rumah sakit. Termasuk juga untuk aspek komunikasi pada penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa bilamana para pelaksana farmasi telah mengetahui dengan benar obat-obat kemoterapi yang ditanggung Jamkesmas, maka penerima pesan komunikasi dapat segera mengetahui obat yang mana tidak ditanggung Jamkesmas yang harus segera ditindak lanjuti . Dan pada aspek disposisi, telah terlaksana dengan baik yakni melayani semua resep-resep pasien Jamkesmas yang masuk baik pada hari kerja, malam hari maupun pada hari libur resmi, hanya yang membuat lamanya waktu tunggu pasien yaitu pada resep-resep yang harus minta persetujuan pihak penjamin saja. Untuk itu berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam hal sumber Daya para pelaksana farmasi, perlu adanya keseragaman pemahaman daftar obat kemoterapi yang masuk dalam Jamkesmas, bisa dilakukan dengan rotasi kerja antar unit kerja di Instalasi farmasi. Dengan dasar itu maka komunikasi dapat terjalin dengan tenaga paramedis dan medis, sehingga informasi resep yang tidak terlayani dapat diketahui dengan segera. Dengan dasar itu pulalah, pasien dapat segera mengetahui obat yang mana yang perlu dimintai persetujuan oleh pihak penjamin dalam hal ini direktur yang harus menyetujui beserta dokter penanggung jawab Jamkesmas ataupun pihak donatur.
Tidak tersedia versi lain