Skripsi
Hasil Pelaksanaan Assesment Center Di Biro Umum Sekretariat Utama Lembaga Ketahanan Nasional RI
Dalam proses penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana Hasil Pelaksanaan Assesment Center di Biro Umum Sekretariat Utama Lemhannas RI dalam mereformasi birokrasi menuju kepada organisasi atau institusi yang berkelas dunia atau World Class Institution (WCI). Penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif, serta pendekatan secara deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kompetensi dilihat dari aspek klariti, komitmen dan kapabilitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi dan wawancara, dan telaah dokumen. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa : 1. Aspek Klariti, atau kejelasan tujuan hasil pelaksanaan assesment ini belum optimal untuk mendapatkan pegawai yang berkompetensi terbaik atau unggul, namun lembaga hanya melakukan rekrutmen eksternal, dan tidak mengutamakan kebutuhan akan pelatihan bagi pegawai yang kompetensinya ”kurang memuaskan” atau kurang berkompeten. 2. Aspek Komitmen, dapat disimpulkan bahwa komitmen lembaga untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan kompetensi pegawai yang terbaik atau unggul dengan melakukan perubahan besar hanya melakukan rotasi, mutasi, mefungsionalkan pegawainya serta di Luar Formasi (LF), vii tidak mengutamakan kepada pengembangan keahlian pegawai secara konsisten bagi pegawai yang kompetensinya ”kurang memuaskan”. 3. Aspek Kapabilitas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kapasitas kompetensi pegawai yang terbaik belum maksimal untuk membuat perubahan besar. Sehingga perlu reward bagi pegawai yang kompetensinya ”cukup memuaskan” dan ”sangat memuaskan” dengan mengangkat dalam jabatan struktural serta perlu diidentifikasikan peningkatan kompetensi bagi para pegawai lainnya agar bisa dijadikan kaderisasi bagi pemimpin masa depan. Oleh karena itu penulis menyarankan : 1. Melakukan perubahan besar dalam meningkatkan kompetensi pegawai yang ”kurang memuaskan” dari penilaian, pengukuran dan evaluasi kompetensi secara tepat dan berlanjut. Jangan mengutamakan perekrutan pegawai secara eksternal dan intens, agar organisasi tidak gemuk dan tidak menambah beban anggaran untuk pembayaran remunerasi atau tunjangan kinerja. Programkan kegiatan peningkatan kompetensi pegawai secara internal terlebih dahulu melalui pelatihan maupun training. 2. Perlu secara terus menerus melakukan pembelajaran yang konsisten di dalam pengembangan keahlian para pegawai yang kompetensinya ”kurang memuaskan”, sehingga diharapkan ada peningkatan performa kompetensi secara signifikan untuk melakukan perubahan besar menuju peningkatan kompetensi pegawai yang terbaik serta bukan sebagai ajang penerapan punishment atau pemberian hukuman. 3. Identifikasi kapasitas kompetensi para pegawai secara berkala yang kompetensinya ”kurang memuaskan”, ”cukup memuaskan” dan ”sangat memuaskan” untuk suksesi atau pengkaderan calon pimpinan yang akan datang, dalam memenuhi kebutuhan penempatan pegawai menurut the right man in the right place on the right job.
Tidak tersedia versi lain