Tesis
Strategi Menurunkan Angka Putus Sekolah Dan Meningkatkan Rata-Rata Lama Sekolah Di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor
Angka Putus Sekolah (APS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) merupakan indikator penting pembangunan pendidikan. Berdasarkan Penta Kabupaten Bogor 2025 dan BPS Kabupaten Bogor 2024, Kecamatan Ciseeng mencatat APS SD tertinggi di kabupaten (126 anak) serta RLS 7,3 tahun, di bawah rata-rata Kabupaten Bogor 8,3 tahun. Kondisi ini mencerminkan ketidaksetaraan akses pendidikan yang dipengaruhi faktor ekonomi, kultural, dan kelembagaan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penyebab utama serta merumuskan strategi untuk menurunkan APS dan meningkatkan RLS melalui perspektif responsif gender. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui telaah dokumen, observasi lapangan, dan wawancara mendalam dengan Dinas Pendidikan, pengawas sekolah, penilik PNF, kepala sekolah, guru, orang tua, dan peserta didik. Analisis dilakukan menggunakan kerangka keadilan sosial Mansour Fakih (distribusi, pengakuan, partisipasi) dan model strategi Arthur F. Lykke (ends, ways, means, risk). Hasil penelitian menunjukkan APS dan RLS dipengaruhi oleh biaya tidak langsung pendidikan, nilai patriarkal (nikah dini, bias gender), serta lemahnya dukungan kelembagaan desa. Strategi yang diusulkan meliputi intervensi struktural (subsidi transportasi, beasiswa afirmatif), kultural (literasi gender, kampanye anti nikah dini), dan kelembagaan (forum gender desa, arus utama gender, layanan psikososial). Penelitian menyimpulkan bahwa penurunan APS dan peningkatan RLS memerlukan strategi transformatif yang menyelaraskan tujuan, cara, dan sumber daya dengan memperhitungkan risiko implementasi. Rekomendasi ditujukan bagi kebijakan pemerintah daerah serta penelitian akademik lanjutan dengan pendekatan kuantitatif dan partisipatif.
Tidak tersedia versi lain