Skripsi
Evaluasi Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat 1 Angkatan XXVlll Sesuai Peraturan Kepala Lan Nomor 10 Tahun 2013 (Dalam Perspektif Peserta Dan Instansi Pengirim)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kesiapan Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional, peserta serta instansi pengirim dengan penyelenggaraan Diklatpim Tingkat I sesuai Peraturan Kepala LAN Nomor 10 Tahun 2013 (dalam perspektif peserta dan instansi pengirim). Menjawab tuntutan reformasi birokrasi yang bermuara pada perubahan kualitas pelayanan publik, maka Lembaga Administrasi Negara (LAN) melalui Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional menjawab tantangan tersebut dengan mereformasi sistem/pola penyelenggaraan dan produk yang dihasilkan dari Diklat Kepemimpinan. Diklat Kepemimpinan yang lama (selama ini diselenggarakan) dirubah menjadi Diklat Kepemimpinan perubahan (pola baru) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan sekripsi ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui wawancara terhadap peserta diklat (alumni) dan Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi pengirim peserta Diklatpim Tk I Angkatan XXVIII sebagai key informan dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan Diklatpim Tk. I Angkatan XXVIII, dari ketiga unsur (penyelenggara, peserta dan instansi pengirim) tidak banyak mengalami kesulitan dan kendala, adapun kekurangannya telah dipersiapkan untuk ke depannya. Dengan demikian, berdasarkan perspektif peserta (alumni) dan instansi pengirim dapat dikatakan bahwa penyelenggara, peserta dan instansi pengirim telah siap dengan penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat I sesuai PERKA LAN No. 10 tahun 2013, namun tetap dalam beberapa komponen diklat (perencanaan diklat, tenaga kediklatan serta sarana dan prasarana) tetap harus ditingkatkan. Maka berdasarkan hal di atas, untuk penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat I yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional sesuai Perka LAN No. 10/2013 ke depan agar lebih baik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : iv 1. Dari aspek perencanaan program diklat, berdasar hasil evaluasi penyelenggaran diklat yang telah dilaksanakan serta menyikapi keluhan para peserta diklat, dalam perencanaan program hendaknya lebih diperhatikan. Terutama dalam penjadwalan. Sehingga diklat dapat berjalan secara optimal. Sementara hal-hal lain sebagai berikut : a. Bagi peserta yang berasal dari daerah yang sangat jauh (sulit transportsinya dan butuh waktu yang lama untuk kembali), adanya kebijakan khusus dalam mencari data, apabila dimungkinkan peserta tidak diharuskan kembali ke instansinya pada saat breaktrough, data yang diperlukan cukup diperoleh melalui media internet (e- mail), paket pengiriman dokumen, telepon dan sebagainya didukung dengan dokumen legal dari Pimpinan; b. Pada saat Rapat Membuat Komitmen Bersama antara Pimpinan LAN dan Pimpinan Instansi calon peserta, agar ditekankan secara tegas kepada Pimpinan Instansi agar peserta benar-benar mendapat jaminan dan dukungan penuh dalam membuat Proyek Perubahan, terutama bagi peserta yang tidak memiliki staff dan kolega memadai dalam jabatannya, misalnya Staf Ahli Gubernur/Bupati/Walikota. c. Apabila dimungkinkan, terkait penyusunan proyek perubahan sebaiknya sudah dirancang sedini mungkin sejak kegiatan Seleksi Calon Peserta Diklatpim Tk I (materi ujian seleksi sinergi dengan rencana penyelenggaran diklat). Konsep/materi tes Seleksi Calon Peserta Diklat Kepemimpianan Tingkat I pola lama dirubah/disesuaikan. 2. Dari aspek tenaga kediklatan, agar diklat terselenggara dengan baik serta optimal, maka kualitas tenaga kediklatan harus benar-benar diutamakan. Widyaiswara/fasilitator harus benar-benar memiliki kompetensi, wawasan dan keahlian yang lebih baik di atas para peserta. Coach, harus dipilih sesuai keahlian dan kompetensi yang cocok dengan bidang peserta yang berasal dari berbagai instansinya, serta memiliki komitmen yang tinggi sebagai coach (aktif dan responsif dengan peserta) sehingga tidak mendapat resistensi dari peserta. Demikian halnya dengan SDM (Tim sekretariat dan staf pendukung lainnya) harus memiliki kapasitas sebagai penyelenggara yang profesional, MOT (Management of Training) dan TOC (Training Officer Course) adalah beberapa upaya yang bisa menjadi solusinya. 3. Dari aspek sarana prasarana, penulis menyarankan agar pemenuhan sarana dan prasarana diklat tidak berhenti pada ketersediaan secara administratif semata, melainkan secara kualitas harus diperhatikan. Kenyamanan ruang kelas (sound sistem), menu makanan dan fasilitas layanan kesehatan adalah beberapa komponen yang perlu diperhatikan. Penyediaan media informasi tambahan seperti koran di ruang sekretariat dan lobby kelas bisa dipertimbangkan kemungkinan pengadaannya.
Tidak tersedia versi lain