Tesis
Strategi Collaborative Governance Dalam Penataan Permukiman Kumuh Di Kawasan Tambora, Provinsi DKI Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyatakan bahwa hanya 48,48% rumah tangga yang telah memiliki rumah sendiri di Jakarta sepanjang 2021 sedangkan sisanya masih yang berstatus tidak tetap. Pemilihan wilayah studi didukung dengan adanya beberapa isu permasalahan diantaranya Tambora memiliki kepadatan tinggi sebanyak 49.841 jiwa/km2 , masuk ke dalam area miskin esktrim dan masih adanya permasalahan fisik lingkungan permukiman, sosial dan ekonomi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi permasalahan penataan permukiman telah mengeluarkan program Community Action Plan (CAP) dan Collaborative Implementation Program (CIP). Program tersebut melibatkan kerjasama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan masyarakat, kelompok masyarakat, lembaga sosial kemasyarakatan, konsultan dan akademisi untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh. Penelitian ini penting dilakukan untuk mencari penyelesaian dari pelaksanaan kolaboratif yang belum berjalan baik guna menyusun strategi penguatan kolaborasi dalam program CAP dan CIP di kawasan Tambora. Analisis penelitian dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor berdasarkan pendekatan Ansell dan Gash (2008), Edward DeSeve dan H. Moore (2009) dan Nabatchi dan Leighninger (2015) selanjutnya merumuskan dan memilih strategi terbaik menggunakan analisis IFE dan EFE, Analisi SWOT dan QSPM. Kesimpulan yang diambil yaitu belum optimalnya collaborative governance disebabkan oleh beberapa faktor yang belum berkinerja dengan baik yaitu faktor partisipasi publik, tata kelola governance, komitmen terhadap tujuan dan akses terhadap sumberdaya sedangkan faktor yang sudah baik yaitu transparansi dan akuntabilitas. Strategi optimalisasi collaborative governance dalam program CAP dan CIP yang dirumuskan diantaranya 1) Kemitraan, 2) Integrasi Kebijakan, 3) Komitmen Politik, 4) Peningkatan SDM dan 5) Upgrade Program.
Tidak tersedia versi lain