Skripsi
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketidakmerataan Pendapatan Dan Kemiskinan Di Indonesia Tahun 2006-2013
Administrasi Negara sebagai ilmu merupakan suatu proses yang bersangkutan dengan pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, pengarahan kecakapan dan teknik-teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah dan maksud terhadap usaha sejumlah orang. Dalam salah satu tujuannya, bangsa Indonesia ingin memajukan kehidupan masyarakat dimana kesejahteraan dapat digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, ketidakmerataan pendapatan, dan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan dari PDB/PDRB, dimana PDB/PDRB merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi pada suatu negara/daerah tertentu dan pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Selain itu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas digambarkan dengan pemerataan hasil yang dapat dilihat dari distribusi pendapatan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap ketidakmerataan pendapatan seta pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari publikasi BPS terdiri dari PDB/PDRB perkapita baik agregat maupun menurut sektor lapangan usaha, indeks Gini dan angka kemiskinan yang mencakup seluruh provinsi viii di Indonesia, periode tahun 2006-2013. Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif berupa gambaran pertumbuhan ekonomi, ketidakmerataan pendapadan serta kemiskinan di Indonesia dan analisis inferensia melalui analisis regresi data panel dengan fixed effect model-cross section weighted. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap ketidakmerataan pendapatan dengan nilai elastisitas sebesar 0,51. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan signifikan mengurangi head count indeks (P0), poverty gap indeks (P1), dan Poverty Severity Index (P2) dengan elastisitas masing-masing sebesar 1,19, 1,68 dan 2,02. Sektor jasa merupakan sektor dominan dan signifikan dalam hal pengurangan kemiskinan di Indonesia baik mengurangi head count indeks (P0), poverty gap indeks (P1), dan Poverty Severity Index (P2) dengan elastisitas masing-masing sebesar 0,64, 0,64 dan 0,71 selain dua sektor lainnya yaitu: sektor pertanian; sektor perdagangan, hotel dan restoran. Untuk itu penulis menyarankan: 1. Kebijakan pajak progresif yang telah ada perlu diimplementasikan serta diawasi secara ketat. Kredit usaha pada UMKM dipermudah serta penghapusan sistem alih daya bisa dipertimbangkan guna memperbaiki distribusi pendapatan. 2. Perlu adanya sistem data terpadu terkait data penduduk miskin di Indonesia. Hal ini bertujuan agar setiap adanya program pengentasan kemiskinan bisa tepat sasaran. Pencabutan subsidi BBM segera dihentikan dan dialihkan ke subsidi pendidikan, subsidi kesehatan, serta perbaikan sarana prasarana. 3. Peran serta pemerintah dalam sektor jasa perlu ditingkatkan seperti memberikan pelatihan, promosi dan kemudahan dalam hal ijin usaha. Mengingat sebagian besar provinsi masih bertumpu pada sektor pertanian, sebaiknya pembangunan di sektor dapat dilakukan melalui pengembangan teknologi pertanian.
Tidak tersedia versi lain