Skripsi
Analisis Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) Dalam Penggangaran Negara Tahun 2006-2011
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) Dalam Penganggaran Negara Tahun 2006-2011 ditinjau dari aspek anggaran dan alokasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu penelaahan dokumen, bahan kepustakaan seperti buku-buku, literatur, koran, majalah, jurnal, artikel internet, maupun arsip-arsip yang berkesesuaian dengan penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif untuk menggambarkan analisis subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap anggaran negara dan alokasi tahun 2006-2011. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library research). Sedangkan teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif non statistik. Setelah analisis data selesai, maka hasilnya disajikan secara deskriptif dengan jalan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan data yang diperoleh. Hasil penelitain ini menunjukkan bahwa belanja subsidi BBM dari tahun 2006-2011 secara nominal mengalami peningkatan dan cenderung melampui APBN secara signifikan setiap tahun. Peningkatan ini dipengaruhi oleh perkembangan volume konsumsi BBM bersubsidi dan meningkatnya perkiraaan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP). Dari sisi pengalokasian subsidi BBM, belum vi tepat sasaran. Sebagian besar penerima subsidi BBM adalah masyarakat berpendapatan menengah ke atas. Subsidi premium memberi manfaat pada kelompok kaya secara tidak proporsional melebihi manfaat yang diterima kelompok miskin, seperti diperkirakan dengan terbatasnya kepemilikan sepeda motor dan tidak adanya kepemilikan kendaraan roda empat oleh rumah tangga miskin dan hampir miskin. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat direkomendasikan oleh penulis adalah dari sisi anggaran pemerintah sebaiknya melakukan pengurangan subsidi melalui deversifikasi energi, belanja barang yang tidak begitu penting serta kebijakan yang efektif dan efisien untuk menekan dana subsidi BBM. Dari sisi alokasi memperkecil subsidi BBM, tetapi memperbesar belanja pendidikan, kemiskinan, pertanian, kesehatan, dan infrastruktur. Dengan membalik piramida komposisi belanja APBN, subsidi BBM yang tadinya memiliki porsi paling tinggi, menjadi paling kecil. Konsekuensinya, terdapat pengalihan anggaran subsidi BBM secara signifikan ke pos anggaran pendidikan, kemiskinan, pertanian, kesehatan, dan infrastruktur, sehingga alokasi pos-pos APBN ini menjadi jauh lebih besar.
Tidak tersedia versi lain