Tesis
Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Utama Bea Dan Cukai Tipe A Tanjung Priok
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dari hubungan yang bersifat asosiatif yaitu hubungan dan pengaruh antara tiga variabel. Variabel budaya organasasi dan motivasi sebagai variabel bebas dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel terikat. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi terbatas atau populasi sasaran atau populasi target yaitu seluruh Pegawai KPU BC Tanjung Priok yang berjumlah 1.037 orang pada tahun 2011. Data primer diperoleh dari sampel yang pengambilannya dilakukan dengan teknik probability sampling jenis proportionate stratified random sampling, karena kondisi populasi KPU BC Tanjung Priok adalah tidak homogen dan berstrata menurut jabatannya. Data primer juga diperoleh dari key informan melalui wawancara. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder dari instansi tersebut berupa penelaahan dokumen (kajian pustaka). Hasil penelitian menunujukkan persamaan regresi sederhana variabel budaya organisasi (X1) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah Y' = 33,442 + 0,859X1; koefisien korelasi variabel budaya organisasi terhadap kinerja pegawai sebesar r = 0,644 bersifat positif dan kuat; nilai t hitung variabel budaya organisasi terhadap kinerja pegawai sebesar 8,126, lebih besar dari t tabel yang hanya 1,989, sehingga signifikan; selanjutnya nilai koefisien determinasi (r Square) variabel budaya organisasi terhadap kinerja pegawai sebesar 0,415 yang berarti besarnya kontribusi (sumbangan) variabel budaya organisasi mempengaruhi kinerja pegawai adalah sebesar 41,50% dan sisanya 58,50% karena faktor lain. Hasil penelitian juga menunujukkan persamaan regresi sederhana variabel motivasi (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah Y' = 33,411 + 0,834X2; koefisien korelasi variabel motivasi terhadap kinerja pegawai sebesar r = 0,617 bersifat positif dan kuat; nilai t hitung variabel motivasi terhadap kinerja pegawai sebesar 7,558 lebih besar dari t tabel yang hanya 1,989, sehingga signifikan; selanjutnya nilai koefisien determinasi (r Square) variabel motivasi terhadap kinerja pegawai sebesar 0,381 yang berarti besarnya kontribusi (sumbangan) variabel motivasi mempengaruhi kinerja pegawai adalah sebesar 38,1% dan sisanya 61,9% karena faktor lain. Hasil penelitian lebih lanjut menunujukkan persamaan regresi ganda variabel budaya organisasi (X1) dan motivasi (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai (Y) adalah Y' = 13,260 + 0,593X1 + 0,526X2; koefisien korelasi ganda variabel budaya organisasi dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai sebesar r = 0,726 bersifat positif dan kuat; nilai F hitung variabel budaya organisasi dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai sebesar 51,157, lebih besar dari F tabel yang hanya 3,098, sehingga signifikan; selanjutnya nilai koefisien determinasi (R Square) variabel budaya organisasi dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai sebesar 0,527 yang berarti besarnya kontribusi (sumbangan) variabel budaya organisasi dan motivasi secara bersama-sama mempengaruhi kinerja pegawai adalah sebesar 52,7% dan sisanya 47,3% karena faktor lain. Dari hasil pengujian korelasi dan pengujian regresi tersebut, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, artinya jika budaya organisasi dan/atau motivasi ditingkatkan kualitasnya maka kinerja pegawai akan meningkat. Sehubungan dengan hal-hal diatas, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: perlu dilakukan peningkatan budaya organisasi. Urutan ranking nilai dari yang tertinggi sampai terendah untuk lima indikator budaya organisasi di KPU BC Tanjung Priok adalah tertinggi integritas, diikuti kesempurnaan, pelayanan, profesionalisme, dan terendah sinergi. Maka, untuk meningkatkan kinerja yang berkaitan dengan budaya organisasi, perlu peningkatan pada kelima indikator tersebut, yang dapat dimulai dari indikator yang bernilai paling rendah yaitu sinergi. Selanjutnya, perlu dilakukan peningkatan motivasi. Urutan ranking nilai dari yang tertinggi sampai terendah untuk tiga indicator motivasi di KPU BC Tanjung Priok adalah tertinggi kebutuhan akan pencapaian prestasi, diikuti kebutuhan akan kekuasaan atau pengaruh dan terendaah kebutuhan akan afiliasi. Maka, untuk meningkatkan kinerja yang berkaitan dengan motivasi, perlu peningkatan pada ketiga indikator tersebut, yang dapat dimulai dari indikator yang bernilai paling rendah. Lebih lanjut, perlu dilakukan peningkatan kinerja. Urutan ranking nilai dari yang tertinggi sampai terendah untuk delapan indikator kinerja di KPU BC Tanjung Priok adalah tertinggi keandalan atau kesediaan dan dapat dipercaya, diikuti pengetahuan mengenai pekerjaan, inisiatif, kualitas personal, kualitas kerja, kuantitas kerja, kreatifitas dan terendah kerja sama. Maka, untuk meningkatkan kinerja yang berkaitan dengan indicator-indikatornya, perlu perbaikan atau peningkatan pada kedelapan indikator tersebut, yang dapat dimulai dari indikator yang bernilai paling rendah yaitu kerja sama.
Tidak tersedia versi lain