Tesis
Pengaruh Komitmen Pimpinan Organisasi Dan Job Insecurity Karyawan terhadap Keinginan Karyawan Untuk Keluar Dari Perusahaan (Turnover Intentions): Studi Terhadap Karyawan Bank Mandiri Kantor Cabang Jakarta Pusat
Salah satu aspek yang penting dalam organisasi adalah
mempertahankan keberadaan karyawan dan menekan turnover. Pada
kenyataannya, seringkali manager sumber daya manusia kurang memahami
aspek-aspek yang mendasari keputusan seseorang untuk turnover. Akibat dari
ketidaktahuan ini maka timbul kesenjangan antara pihak karyawan dengan
pihak managemen. Efek negatif dari adanya turnover adalah meningkatnya
biaya perekrutan, memperkerjakan tenaga baru, asimilasi, pelatihan dan biaya
administratif lainnya. Sementara efek lainnya adalah komunikasi yang makin
buruk, dan gangguan dalam produktivitas.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana komitmen pimpinan organisasi dan job insecurity karyawan berpengaruh
terhadap intensi turnover, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana pengaruh komitmen pimpinan organisasi dan job insecurity
karyawan terhadap intensi turnover pada karyawan Bank Mandiri Kantor
Cabang Jakarta Pusat?
b. Bagaimana pengaruh antara komitmen pimpinan organisasi dan job
insecurity yang memiliki kecenderungan terhadap intensi turnover pada
karyawan Bank Mandiri Kantor Cabang Jakarta Pusat ?
c. Seberapa besar kontribusi pengaruh variabel komitmen pimpinan organisasi
(X 1) dan variabel job insecurity karyawan (X 2) terhadap keinginan
karyawan Bank Mandiri Kantor Cabang Jakarta Pusat untuk keluar dari
perusahaan (Turnover Intentions) (Y).
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pegawai dari 10
Kantor Cabang Jakarta Pusat yaitu Pangeran Jayakarta (KC I), Jakarta Mangga
Dua (KC II), Jakarta Harco Mangga Dua (KC III), Jakarta Roxy Mas (KC IV),
Jakarta Design Center (KC V), Jakarta Mohammad Mansyur (KC VI), Jakarta
Gambir (KC VII), Jakarta Gunung Sahari (KC VIII), Jakarta Krekot (KC IX),
Jakarta Juanda (KC X), sedangkan sampel yang diambil sejumlah 86 orang,
vii
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksplanatif menggunakan pendekatan kuantitatif dengan permasalahan asosiatif.
Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif.
Variabel didalam penelitian ini meliputi komitmen pimpinan
organisasi (X 1) dan variabel job insecurity karyawan (X 2) sebagai variabel
independent (yang mempengaruhi) terhadap keinginan atau niat karyawan Bank
Mandiri Kantor Pusat untuk keluar dari perusahaan (Turnover Intention) (Y)
sebagai variabel dependen (yang dipengaruhi).
Salah satu cara untuk mengetahui penyebab turnover adalah
menilai sejauh mana tingkat komitmen organisasi dari karyawan. Cara yang
dapat ditempuh untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan menentukan
definisi yang jelas mengenai komitmen dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Ada empat pendekatan yang membahas mengenai
komitmen, yang pertama adalah pendekatan komitmen sikap. Pendekatan kedua
adalah pendekatan komitmen perilaku. Pendekatan ketiga adalah pendekatan
normatif dan yang terakhir adalah pendekatan Multidimensi.
Faktor lain yang berperan dalam terjadinya turnover adalah job
insecurity. Job insecurity adalah kondisi dimana karyawan merasakan adanya
kondisi yang serba tidak pasti yang melingkupi pekerjaannya di masa yang akan
datang, reward yang didapat dan masa kerja. Job insecurity yang dirasakan terus
menerus oleh karyawan dapat dapat mempengaruhi kualitas kerja.
Salah satu contoh perusahaan yang ingin diteliti terdapat
kecenderungan tingkat turnover tinggi ini adalah Kantor Cabang Bank
Mandiri Kantor Pusat Jakarta, yang sekaligus menjadi lokasi penelitian. Bank
Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang Perbankan Nasional.
Kegelisahan dunia perbankan dirasakan pada tahun 1998, ketika
Indonesia mengalami krisis moneter secara besar-besaran perusahaan
perbankan di restrukturisasi dan dampak dari restrukturisasi tersebut berakibat
pada perampingan perusahaan dengan konsekuensi pengurangaan karyawan.
Namun adanya pengurangan karyawan tidak semata-mata murni berasal dari
faktor status perusahaan, bisa juga terjadi atas minat karyawan sendiri yang
sudah tidak memiliki kenyamanan bekerja di tempat tersebut, sehingga
menginginkan keluar secara sukarela/atas kemauan sendiri untuk mencari
perusahaan yang memiliki jaminan status bagi karyawannya.
Keberanian karyawan untuk mengundurkan diri secara sukarela
karena keahlian yang dimiliki tidak cukup diserap oleh perusahaan, sehingga
terkadang karyawan menghadapi beban kerja yang tidak sesuai dengan
keahlian disamping kompensasi yang dibayarkan tidak sebanding dengan
keahlian tersebut.
Berdasarkan survey tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
perusahaan yang memiliki karyawan dengan komitmen yang rendah akan
cenderung ditinggalkan oleh karyawan, yang berarti bahwa tingkat turnover
viii
dalam perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan. Selain faktor
komitmen, terdapa faktor lain yang makin menggejala di dunia kerja atau
industri yakni, makin meningkatnya job insecurity yang dialami karyawan.
Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu
komputer program SPSS version 12 for windows 2000, dilakukan analisa dan
uji hipotesis dengan teknik korelasi ganda dan uji signifikansi koorelasi
Product Moment (PPM) serta analisa regresi logistik, diperoleh hasil sebagai
berikut;
1. Pengaruh komitmen pimpinan organisasi (X1) terhadap turnover intention
(Y) adalah positif pada tingkat korelasi sangat kuat dengan koefisien
korelasi (rX1Y) = 0.982 dan Signifikan (rX1Y>0.05). Besar pengaruh
82.90%,
2. Pengaruh yang sangat kuat antara job insecurity (X2) terhadap turnover
intention (Y) adalah positif pada tingkat korelasi sangat kuat dan
Signifikan (rX2Y>0.05). dengan koefisien korelasi (rX2Y) = 0.968. Besar
pengaruh 93.92%,
3. Pengaruh yang sangat kuat antara komitmen pimpinan organisasi (X1) dan
job insecurity (X2) terhadap turnover intention (Y) adalah positif pada
tingkat korelasi sangat kuat Signifikan (rX1X2Y>0.05) dengan koefisien
korelasi (rX1X2Y) = 0.985 Besar pengaruh 98.89%.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pengaruh komitmen
pimpinan organisasi dan job insecurity terhadap turnover intention
menunjukkan keadaan positif dan sinifikan dengan pengaruh yang sangat kuat
terhadap turnover intention pada Kantor Cabang Bank Mandiri Jakarta Pusat.
Saran dan Rekomendasi dalam penelitian ini sebagai berikut;
1. Berdasarkan kajian teoritis, nampaknya job insecurity dalam jangka
panjang bisa mempengaruhi komitmen organisasi karyawan. Jika job
insecurity mempengaruhi komitmen, maka penelitian akan datang
disarankan dilakukan dengan menggunakan analisis pemetaan jalur (path
analysis), untuk memilah pengaruh berbagai variabel terhadap timbulnya
keinginan keluar atau bertahan dalam suatu pekerjaan.
2. Persamaan persepsi tentang makna “komitmen” antara karyawan dan
manager tidak akan bias disejajarkan, sebab dalam kasus ini timbul adanya
perbedaan persepsi dalam memandang komitmen organisasi antara pihak
karyawan dengan pihak manajemen. Karyawan menganggap bahwa
loyalitas sudah menunjukkan komitmen, sementara pihak manajemen
menganggap bahwa komitmen organisasi tidak hanya sekedar loyalitas
namun juga melakukan pekerjaan seoptimal dan semaksimal mungkin.
Penelitian lebih lanjut sebaiknya menyamakan persepsi antara pihak
manajemen dengan karyawan dalam memahami makna komitmen.
ix
3. Variabel sikap yang lain perlu ditambahkan untuk mengetahui lebih
mendalam penyebab intensi turnover bisa muncul. Misalnya komitmen
yang didasarkan oleh rekan kerja (peer-based commitment , dimana
karyawan terdorong oleh tekanan, status dan prestise bekerja di suatu
perusahaan tertentu (Ajzen 1991; Triandis 1980).
4. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat dipetakan respondennya
antara karyawan kontrak/ outsourcing dan karyawan tetap dalam hal
keinginan mereka untuk keluar dari perusahaan berdasrkan faktor
komitmen pimpinan dan jobinsecuritynya.
5. Nampaknya juga cukup relevan bila dalam penelitian lebih lanjut aspek
kepuasan atau ketidakpuasan dalam bekerja dibahas lebih mendalam.
Saran dan Rekomendasi Untuk Penggunaan Praktis;
1. Untuk meningkatkan komitmen organisasi sebagai salah satu cara
mengurangi intensi turnover ada beberapa cara yang bisa ditempuh
diantaranya pihak managemen membantu karyawan mempelajari mengapa
suatu kebijakan adalah penting, serta melakukan identifikasi terhadap
persepsi karyawan terhadap kebijakan melalui diskusi, rapat dan interview.
Kesempatan yang diberikan oleh pihak manajemen tersebut dapat
meningkatkan rasa memiliki (a feeling of ownersing) yang merupakan
komponen pembentuk komitmen).
2. Karyawan bisa diinterview untuk menentukan persepsi atas kemampuan
managemen dalam menyelesaikan isue. Selain itu dapat dilakukan
perubahan dalam variabel organisasi, seperti misalnya skala upah,
diterimanya masukan.
Tidak tersedia versi lain