Tesis
Pengembangan Kompetensi Pegawai Dalam Menunjang Pelayanan Perizinan Dan Pelaporan Pada Direktorat Lalu Lintas Dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Arah kebijakan pemerintah dibidang transportasi melalui Kementerian Perhubungan yang akan diutamakan pada persoalan peningkatan keselamatan, keamanan, dan pelayanan akan sangat efektif jika didukung dengan kesadaran penuh oleh semua pihak, termasuk upaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang ada. Pembenahan sumber daya manusia dalam sektor pelayanan sudah merupakan suatu kewajiban, serta pengembangan sumber daya manusia haruslah berfokus pada perolehan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan bagi pegawai untuk terus belajar bagaimana melakukan pekerjaan, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan mereka. Pendekatan penelitian ini dilakukan dengan metode desain deskriptifkualitatif, yaitu penelitian yang memberi gambaran secara menyeluruh dan cermat mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang sedang terjadi. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengembangan kompetensi pegawai layanan berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap dari para aparatur pelayanan di lingkungan Direktorat Lalu Lintas Dan Angkutan Laut. Keterampilan, berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan secara umum bahwa kompetensi petugas operator komputer dan petugas pelaksana layanan memiliki keterampilan dengan kategori relatif kurang maksimal. Hal tersebut dapat ditandai adanya keluhan dari pengguna jasa dan diakui pula oleh informan yang berasal dari pegawai bahwa masih terdapat adanya kesalahan dalam pengetikan baik dalam pelayanan perizinan dan pelaporan. Dan hasil pengamatan peneliti, penilaian kompetensi pada aspek keterampilan ini belum dapat memenuhi ukuran dari tolak ukur kualitas yang berupa access, competence, reability, responsiveness dimana pengguna jasa, selain masih terdapat kesalahan dalam hal pengetikan, namun juga harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menunggu selesainya surat perizinan, dan dalam hal ini belum terlihat responsivitas dari petugas layanan. Pengetahuan, berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan secara jelas bahwa pegawai yang terkait dengan pelayanan, pada aspek pengatahuan, menunjukkan secara umum kompetensi petugas operator komputer dan petugas pelaksana layanan adalah kategori cukup maksimal. Sedangkan untuk dimensi viii sikap, berdasarkan hasil penilitian yang mendalam terhadap dengan beberapa sumber yang dapat dipercaya, yang berkaitan dengan dimensi perilaku, menunjukkan bahwa petugas operator komputer dan petugas pelaksana layanan adalah memiliki perilaku yang belum sesuai harapan pengguna jasa. Hal tersebut didasari pengakuan seorang informan dari kalangan pengguna jasa, yang mengatakan bila pelayanan ingin cepat, harus disertai dengan pemberian semacam fee. Hal tersebut tidak sesuai dengan ukuran kualitas pelayanan pada unsur credibility, courtesy, dan understanding/knowing. Padahal Kementerian Perhubungan dalam hal ini Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut tidak pernah membebani sedikitpun pengguna jasa dalam hal pemberian apapun jenisnya, kecuali yang telah diatur oleh peraturan atau ketentuan yang berlaku. Integritas dan kejujuran perlu dimiliki oleh setiap pegawai karena kompetensi ini merupakan salah satu modal dasar dalam mewujudkan pelayanan yang baik. Untuk mengatasai permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan langkahlangkah yang strategis dilakukan pelatihan pegawai layanan dengan menggunakan beberapa metode diantaranya metode on the job training dan off the job training, serta pemimpinan dapat melakukan pengembangan kompetensi dengan melalui coaching, mentoring, dan counselling dan bekerja sama dengan lembaga pemerintah lain, atau badan profesional, dan perlu dilakukan sertifikasi kompetensi pegawai layanan yang diperoleh dari penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. dilakukan pendidikan yang berkelanjutan, Dengan mengikutsertakan pegawai layanan pada program-program beasiswa pada pendidikan setingkat yang lebih tinggi, akan membantu pegawai meningkatkan pengetahuan. Pegawai akan memperoleh pengetahuan terbaru di bidang yang mereka butuhkan. Perlu dilakukan pelatihan ESQ (Emotional and Spiritual Quotient) atau yang semacamnya secara berkelanjutan, sadar ataupun tidak, kecerdasan emosi dan rohani atau Emotional and Spiritual Quotient (ESQ)yang tidak seimbang sebenarnya akan menjadi penyebab atas perilaku yang tidak baik. ESQ atau yang semacamnya juga sebenarnya sangat berkaitan dengan pengembangan kompetensi pegawai sebagai pembangunan modal insan yang dapat membentuk pribadi manusia menjadi lebih baik.
Tidak tersedia versi lain