Skripsi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Gaya Selingkung Sebagai Pedoman Penulisan Hasil Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pada Auditama Keuangan Negara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI)
BPK telah mengeluarkan suatu kebijakan yaitu Pedoman Penulisan Laporan BPK (Gaya Selingkung), berdasarkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal BPK Nomor 191/K/X-XIII.2/7/2008 tanggal 31 Juli 2008 tanggal 31 Juli 2008 tentang Tim Pembakuan Gaya Bahasa Laporan Hasil Pemeriksaan di Lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan yang kemudian diperbarui dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 432/K/X-XIII.2/11/2011 tentang Pedoman Penulisan Laporan Badan Pemeriksa Keuangan (Gaya Selingkung). Pada satuan kerja Auditor di lingkungan Auditama Keuangan Negara I (AKN I) BPK belum semuanya mempunyai kesadaran tinggi, berinisiatif dan berpartisipasi untuk melaksanakan Gaya Selingkung tersebut. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya jumlah koreksi pada setiap konsep laporan dari pengendali teknis dan penanggung jawab terhadap laporan hasil pemeriksaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian terhadap sejauh mana faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Gaya Selingkung sebagai pedoman penulisan laporan hasil pemeriksaan BPK pada AKN I melalui aspek: Komunikasi, Disposisi dan Struktur Birokrasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif iv dengan teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara dan telaah dokumen.. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Gaya Selingkung sebagai pedoman penulisan laporan hasil pemeriksaan BPK pada AKN I meliputi : 1. Aspek Komunikasi yang meliputi : Transmisi/saluran komunikasi berupa sosialisasi yang dilaksanakan pada tahun 2009 di tingkat BPK, dan tidak dihadiri oleh semua pelaksana di BPK umumnya dan khususnya di AKN I.; Buku Pedoman Gaya Selingkung hanya dibagikan per sub auditorat, sehingga setiap auditor tidak mempunyai buku pedoman tersebut; Tidak semua pimpinan di masing-masing auditorat di AKN I memberikan perintah secara konsisten untuk menggunakan Gaya Selingkung 2. Aspek Disposisi meliputi Dari aspek disposisi atau sikap para pelaksana, dapat diketahui bahwa para pelaksana mengakui bahwa Gaya Selingkung memang penting dalam penyusunan laporan hasil pemeriksaan agar meningkatkan kualitas laporan, namun terdapat beberapa kendala dalam mengimplementasikannya 3. Aspek Struktur Birokrasi meliputi: Dari segi aspek dukungan Struktur Birokrasi diketahui bahwa belum ada peraturan secara tertulis mengenai pembagian tugas dalam hal pengawasan/pereviu mengenai kesesuaian laporan hasil pemeriksaan dengan Gaya Selingkung. Untuk itu penulis menyarankan : 1. Aspek komunikasi meliputi: Transmisi; Adanya sosialisasi atau pemaparan mengenai Gaya Selingkung dilakukan di tingkat AKN; Buku pedoman Gaya Selingkung agar dibagikan kepada setiap pelaksana auditor sebagai buku pegangan; Sebaiknya para atasan dapat memberikan perintah secara konsisten dalam hal mempedomani Gaya Selingkung. v 2. Aspek Disposisi meliputi: Adanya diklat mengenai Gaya Selingkung dapat meningkatkan pemahaman pelaksana/auditor mengenai Gaya Selingkung dan meningkatkan kemampuan pelaksana dalam meneriapkan Gaya Selingkung; 3. Aspek Struktur Birokrasi meliputi: Sebaiknya ada unit khusus yang mereviu mengenai kesuaian laporan hasil pemeriksaan dengan Gaya Selingkung.
Tidak tersedia versi lain