Skripsi
Pengaruh Stres Kerja Pegawai Terhadap Komitmen Pegawai Kepada Organisasi Di Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi pegawai yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya. Sedangkan komitmen pegawai kepada organisasi ditandai dengan bentuk kesetiaan dan identifikasi diri kepada organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja pegawai terhadap komitmen pegawai kepada organisasi. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei (penyebaran kuesioner) dan studi pustaka. Populasinya adalah Pegawai di Biro Kepegawaian Setjen Kemenkes. Variabel yang digunakan adalah variabel stres kerja pegawai sebagai variabel bebas (X) dengan sub variabel: kebingungan peran, konflik peran, keterbatasan waktu, kelebihan beban kerja, kekhawatiran pengembangan karir, dan kelebihan tanggungjawab. Sedangkan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah variabel komitmen pegawai dengan sub variabel: ketidakhadiran, masa kerja, kinerja, dan keinginan pindah kerja. Pengolahan datanya menggunakan SPSS for windows release 22. Dari uji determinasi ditunjukkan kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, di mana dari perhitungan SPSS diperoleh hasil bahwa ada pengaruh stres kerja pegawai terhadap komitmen pegawai kepada organisasi viii sebesar nilai R Square yaitu 0,171 atau 17,1%. Setelah diadakan penyesuaian melalui adjusted R Square diperoleh nilai 0,133, artinya variabel komitmen pegawai dapat dijelaskan oleh variabel stres kerja sebesar 13,3%, sedangkan sisanya 86,7% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar penelitian ini. Setelah dilakukannya penelitian, ini Penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Pemimpin agar menyusun ulang Analisa Beban Kerja dan Career Pathway yang lebih efektif untuk mengurangi stres kerja pegawai. 2. Pimpinan agar secara rutin atau berkala turun ke lapangan untuk melihat langsung (seeing to believing) pekerjaan yang telah dilaksanakan dan mengenali permasalahan yang dihadapi bawahan serta memperoleh informasi di lapangan untuk langkah pengembangan kemampuan dan potensi yang dimiliki pegawai antara lain dengan mengikutsertakan pada pendidikan dan pelatihan pada bidang tertentu. 3. Pimpinan agar mengoptimalkan peran dan tugas serta rotasi pegawai dalam rangka penyegaran. 4. Pimpinan agar memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi komitmen pegawai pada organisasi, antara lain jarak rumah pegawai dan latar belakang keluarga serta gap generasi dalam organisasi (tua/muda, komposisi gender) 5. Pimpinan agar mengadakan coffee morning, employee gathering, dan program bimbingan mental secara berkala di mana hal ini bisa menjadi media dalam peningkatan komunikasi baik antara pimpinan dan bawahan maupun antar sesama pegawai.
Tidak tersedia versi lain