Tesis
Peran Pemimpin Dalam Manajemen Perubahan Di Badan Kepegawaian Negara (Studi Kasus Pada Biro Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara)
Penulisan tesis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peran Pemimpin Dalam Manajemen Perubahan Di Badan Kepegawaian Negara (Studi Kasus Pada Biro Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara).
Aspek yang diteliti adalah peran pemimpin dalam membangun visi perubahan (Unfreezing), menggerakkan/memobilisasi pegawai pada perubahan (Change/Movement), dan memperkuat perubahan (Refreezing). Peran pemimpin dalam membangun visi perubahan (Unfreezing) memiliki 3 sub aspek yaitu membangun rasa urgensi, membangun visi dan strategi, dan mengkomunikasikan visi baru. Peran pemimpin dalam menggerakkan/memobilisasi pegawai pada perubahan (Change/Movement) memiliki 3 sub aspek yaitu menciptakan koalisi perubahan, melibatkan dan memberdayakan pegawai secara luas, dan membangkitkan kemenangan jangka pendek. Sedangkan peran pemimpin dalam memperkuat perubahan (Refreezing) memiliki 2 sub aspek yaitu konsolidasi dan menghasilkan perubahan, dan menancapkan pendekatan baru ke dalam budaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran dengan urutan analisis kuantitatif dan kualitatif. Meskipun demikian, metode campuran harus diterapkan bersifat komplementer, dimana salah satu metode akan lebih diutamakan daripada yang lain. Dalam penelitian ini yang diutamakan adalah metode kualitatif dan didukung oleh metode kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah kuesioner dan wawancara. Responden merupakan 70 pegawai yang bukan merupakan informan di Biro Kepegawaian BKN sedangkan informan yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah Kepala Biro Kepegawaian, Seluruh Eselon III Biro Kepegawaian dan Sekretaris Utama BKN yang berjumlah 7 orang. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif sehingga didapat gambaran peran pemimpin di Biro Kepegawaian BKN dalam melakukan manajemen perubahan ke arah kondisi yang diharapkan/diinginkan oleh organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pemimpin dalam manajemen perubahan di Biro Kepegawaian, pimpinan lebih besar melakukan perannya dalam membangun visi perubahan (Unfreezing) sebesar 74,05%, sedangkan untuk aspek peran pimpinan sebagai penggerak/memobilisir pegawai pada perubahan (Change atau Movement) sebesar 72,30% dan untuk peran pimpinan dalam memperkuat perubahan (Refreezing) yaitu 71,70%. Persentase antara peran pimpinan sebagai penggerak/memobilisir pegawai dan peran pimpinan dalam memperkuat masih tergolong sama capaiannya. Hal ini menunjukkan bahwa peran pimpinan masih dalam kategori kondisi Biro Kepegawaian dalam keadaan unfreezing sebab masih belum semua pegawai berperan aktif dalam perubahan, atau para agent perubahan di Biro Kepegawaian terutama Kepala Bagian yang belum maksimal melaksanakan peran fungsinya sebagi role model perubahan di Biro Kepegawaian. Meskipun Kepala Biro Kepegawaian juga telah melaksanakan peran fungsinya sebagai penggerak/memobilisir pegawai pada perubahan dan memperkuat perubahan ditunjukkan dari hasil persentase tersebut dalam keterkaitan hubungan terhadap peran pemimpin dalam perubahan kategori kuat. Hanya saja perannya lebih besar dalam membangun visi perubahan tersebut.
Perlu ditingkatkan kembali peran pimpinan dalam mengkomunikasikan perubahan yang dilaksanakan kepada para pegawai secara aktif, efektif dan intensif. Dan penyampaian peran fungsi dari Eselon III yang juga turut serta menjadi agen perubahan di Biro Kepegawaian, sehingga mampu menjadi kepanjangan tangan pimpinan dalam melaksanakan manajemen perubahan di Biro Kepegawaian. Peran pimpinan dalam menggerakkan/memobilisir pegawai pada perubahan perlu dilakukan peningkatan dan pengembangan kepegawaian dalam peningkatan kompetensi pegawai, sebagai upaya pimpinan dapat menggerakkan pegawai memenuhi tuntutan pelaksanaan e-office menuju terwujudnya Human Capital Management yang profesional.
Tidak tersedia versi lain