Tesis
Analisa Kinerja Industri Kecil Menengah (IKM) Tekstil Di Kota Tangerang
Dengan pemberlakuan kawasan perdagangan ACFTA (ASEANChina Free Trade Area) pada tahun 2010, persaingan produk Cina yang ada di pasaran Indonesia, dapat dipasarkan dengan harga yang lebih murah, sehingga menyebabkan salah satunya produk tekstil Indonesia mengalami hambatan karena adanya persaingan. Kota Tangerang mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangan sektor industri karena masih tujuan favorit untuk berinvestasi. Hal ini dikarenakan Kota Tangerang mempunyai kedudukan dan peran yang sangat erat dengan Jabotabek merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peran Jakarta sebagai ibukota negara dan secara regional merupakan bagian dari Kota Metropolitan Jabodetabekjur dan posisi Kota Tangerang tersebut menjadik an pertumbuhannya pesat. Sumber utama perekonomian Kota Tangerang berasal dari sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran. Metode yang digunakan untuk pengukuran adalah menggunakan Balanced Scorecard (BSC), yaitu empat aspek yang diukur, yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Data yang digunakan adalah data industri kecil dan menengah tekstil di Kota Tangerang pada tahun 2015. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui perspektif finansial terdapat 8 IKM yang kinerja finansial rendah dan 72 IKM kinerja finansial tinggi. Untuk perspektif pelanggan terdapat 36 IKM kinerja sedang dan 44 IKM kinerja tinggi. Perspektif proses bisnis internal 44 IKM kinerja sedang dan 36 IKM kinerja tinggi. Dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terdapat 33 IKM kinerja sedang dan 47 IKM kinerja tinggi. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa IKM tekstil Kota Tangerang masih tergolong cukup baik untuk menghadapi tantangan era globalisasi.
Tidak tersedia versi lain