Tesis
Pengaruh Budaya Kerja Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Perilaku Koruptif Pegawai Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Budaya Kerja dan Kecerdasan Spiritual mempunyai pengaruh terhadap perilaku koruptif pegawai. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pegawai Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama Jakarta yang berjumlah 143 orang. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 109 responden, metode pengumpulan data menggunakan kusioner dengan simple random sampling sebagai teknik pengambilannya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis model statistic yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, koefisien dterminasi, uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara varibel independen yaitu Budaya Kerja dan Kecerdasan Spiritual terhadap variabel dependen yaitu Perilaku Koruptif Pegawai. Nilai uji hipotesis (ttest) sebesar 3,676 yang berarti nilai thitung lebih besar dari ttabel sebesar 1,982, maka dapat dinyatakan variabel budaya kerja mempunyai pengaruh terhadap perilaku koruptif pegawai di lingkungan Ditjen Bimas Kristen, kemudian variabel kecerdasan spiritual mempunyai nilai ttest 0.271 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 1.982 maka tidak terdapat pengaruh antara kecerdasan spiritual terhadap peilaku koruptif pegawai di lingkungan Ditjen Bimas Kristen. Uji F menunjukkan bahwa budaya kerja dan kecerdasan spiritual secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap perilaku koruptif pegawai. Uji koefisien determinasi dari perilaku koruptif pegawai dipengaruhi oleh variabel budaya kerja dan kecerdasan spiritual, dan model tersebut telah lulus dari hasil asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya kerja dan kecerdasan spiritual mempunyai pegaruh secara bersama-sama terhadap perilaku koruptif pegawai, namun secara parsial kecerdasan spiritual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku koruptif pegawai. Untuk itu disarankan untuk menanamkan secara terus menerus budaya kerja yang telah ada agar perilaku koruptif pegawai semakin hari semakin tergerus sehingga tercipta iklim organisasi yang bersih dan bebas dari perilaku korupsi.
Tidak tersedia versi lain