Tesis
Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kementerian Perhubungan Tahun 2017
Berdasarkan hasil Bezetting, Kementerian Perhubungan menyampaikan usulan kebutuhan PNS yang diprioritaskan pada Tahun 2017 sejumlah 7.764 formasi meliputi jabatan teknis dan administratif. Dari total 7.764 formasi yang diusulkan, hanya 400 formasi yang disetujui oleh Kementerian PAN dan RB. Setelah melalui tahapan penyaringan atau seleksi, hanya 338 formasi yang dapat terisi, sedang 62 formasi lainnya kosong. Diperoleh fakta bahwa Kementerian Perhubungan tidak bisa memenuhi kebutuhan PNS yang telah direncanakan dan ditetapkan. Permasalahan tersebut kiranya menjadi dasar dilakukannya penelitian dengan pertimbangan apabila tidak segera diatasi dan ditemukan solusinya akan merugikan organisasi, karena mengakibatkan pengeluaran anggaran yang sia-sia pada saat pelaksanaan seleksi. Maka Penulis berkeinginan untuk meneliti tentang pelaksanaan seleksi penerimaan CPNS di lingkungan Kementerian Perhubungan Tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan telaah dokumen dengan teknik pengolahan data secara gabungan. Sumber data yang digunakan salah satunya adalah hasil wawancara dengan key informant yang mengetahui dan terlibat langsung pelaksanaan seleksi penerimaan CPNS di lingkungan Kementerian Perhubungan Tahun 2017 guna mendukung dan melengkapi data sekunder. Analisis aspek-aspek penelitian ini meliputi perencanaan mulai dari persiapan pelaksanaan dan penyusunan jadwal. Kemudian teknik seleksi dan kendala. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : 1. Aspek Perencanaan, Persiapan pelaksanaan belum dilakukan secara baik dan terprogram, dengan tidak adanya petunjuk pelaksanaan (SOP) dan uraian tugas panitia pelaksana. Terkait penyusunan jadwal, pada pelaksanaannya ada beberapa jadwal yang tidak sesuai dengan pelaksanaan. Hal ini harus menjadi perhatian bagi panitia pelaksana seleksi penerimaan CPNS, karena dengan bertambah lamanya waktu pelaksanaan menyebabkan bertambah pula waktu, biaya dan tenaga yang dikeluarkan. 2. Aspek Materi Seleksi, Seleksi dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu seleksi administrasi yang dilakukan secara online, seleksi kompetensi dasar menggunakan sistem computer assisted test (CAT) dan seleksi kompetensi bidang dengan dua jenis tes yaitu tes kesehatan dan tes fisik/kesamaptaan. Dalam pelaksanaannya tidak ada petunjuk penggunaan aplikasi yang digunakan untuk melakukan verifikasi dan validasi berkas para pelamar, pembagian tugas dalam melakukan registrasi, verifikasi dan validasi peserta test pada seleksi kompetensi dasar dan seleksi kompetensi bidang tidak dilakukan secara baik. Materi soal yang diujikan pada seleksi kompetensi dasar dinilai mejadi salah satu kendala, selain kebanyakan materi-materi tersebut sudah tidak diajarkan lagi disekolah-sekolah, juga tidak terdapat perbedaan tingkat kesulitan soal antara daerah Indonesia bagian barat, bagian tengah dan bagian timur. Kebijakan pemilihan 2 (dua) bentuk tes yaitu tes kesehatan dan tes fisik/kesamaptaan pada seleksi kompetensi bidang hanya berdasarkan pertimbangan karena ke-2 (dua) tes tersebut tidak memerlukan waktu dan biaya yang banyak dalam pelaksanaannya. 3. Aspek Sumber Daya, beberapa permasalahan baik pada tahap seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar maupun pada tahap seleksi kompetensi bidang di pengaruhi oleh sumber daya yaitu pelaku seleksi, baik itu peseleksi maupun pelamar serta sarana dan prasarana. Koneksi jaringan internet yang tidak bagus, lokasi tempat pelaksanaan seleksi yang tidak representatif, kebijakan yang diskriminatif serta faktor human error dan subjektivitas dalam pemberian nilai.
Tidak tersedia versi lain