Skripsi
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai RSUD Tarakan Jakarta
Latar belakang penelitian ini salah satunya adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai RSUD Tarakan yang dilihat dari berbagai aspek. Penelitian ini menggunakan dua buah variabel yakni variabel X mewakili variabel budaya organisasi dan variabel Y mewakili variabel motivasi kerja pegawai RSUD Tarakan. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan kuantitatif dibantu dengan menggunakan kuesioner jawaban tertutup dan pedoman telaah dokumen sebagai instrumen dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa secara umum yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai RSUD Tarakan. Sedangkan secara rinci kesimpulan dari penelitian ini menyatakan sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan 5 indikator yang digunakan untuk mewakili variabel budaya organisasi yaitu; ikhlas, jujur, peduli, disiplin dan kerjasama. Dari ke-5 indikator ini, terlihat bahwa pegawai RSUD Tarakan kurang mengimplementasikan nilai kerjasama dan yang paling besar memberikan viii kontribusi pada nilai kerjasama adalah pernyataan saya menginformasikan secara berkala semua keadaan, perkembangan dan kendala dan pencapaian kepad seluruh anggota tim, meraih skor terendah, yaitu 4,20 dan pernyataan saya membantu teman yang sedang sibuk dengan suka rela 4,22 sehingga total skor untuk nilai kerjasama adalah 4,21. 2. Selanjutnya pada variabel motivasi kerja pegawai digunakan 7 indikator perasaan berprestasi, pengakuan, pertumbuhan dan pengembangan, pekerjaan yang menantang, peningkatan tanggungjawab, penghasilan yang mencukupi dan keamanan. Dari ke-7 indikator tersebut, indikator perasaaan berprestasi mendapat nilai terkecil, hal ini berarti bahwa pegawai yang terkena dampak paling buruk dari motivasi kerja pegawai ada pada indikator perasaan berprestasi. 3. Analisis hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai dimana koefisien korelasi (r) antara variabel budaya organisasi dengan variabel motivasi kerja sebesar 0,638 dengan n=115 diperoleh rtabel 0,183. Hal ini berarti rhitung (0,638) > rtabel (0,183). Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. 4. Berdasarkan hasil penelitan diperoleh nilai koefisien determinan sebesar 40,7, yang memberikan arti bahwa variabel budaya organisasi mempunyai pengaruh sebesar 40,7% terhadap motivasi kerja pegawai, sisanya 59,3% dipengaruhi oleh fator-faktor lain yang tidak diteriti dalam penelitian ini. Analisis hasil uji t variabel X mempunyai parameter koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,407 (rhitung (8,808) > rtabel (1,980) yang berarti variabel X mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan Y, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Ha: variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat H0: variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel bebas ix Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dalam upaya meningkatkan motivasi kerja penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Pimpinan perlu mengarahkan dan mengingatkan pegawainya tentang pentingnya penerapan budaya organisasi di tempat kerja secara regular dan berkelanjutan menyelenggarakan outbound, capacity building, family gatering dsb. 2. Para pegawai sebagaiknya melaksanakan dengan sungguh-sungguh keseluruhan program sosialisasi budaya organisasi, agar tujuan penerpan budaya organisasi dan tujuan rumah sakit dapat tercapai melalui pelatihanpelatihan tentang budaya organisasi, dan meningkatkan jumlah pegawwai yang terlibat dalam pelatihan-pelatihan tersebut. 3. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa variabel budaya organisasi bukanlah satu-satunya faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja, tetapi ada faktor lain yang juga mempengaruhinya. Oleh karena itu pimpinan perlu menggali faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai RSUD Tarakan.
Tidak tersedia versi lain