Skripsi
Pengaruh Kurs Dan Harga Domestik Kedelai Terhadap Nilai Impor Kedelai Indonesia Februari 2008-Desember 2014
Administrasi bisnis meliputi segala sesuatu yang diharapkan mampu melihat
perubahan lingkungan bisnis yang cenderung bersifat “ketidakpastian”, dan
lingkungan publik yang selalu menuntut ke arah pengelolaan birokrasi yang efektif
dan efisien. Terkait dengan hal ini, permasalahan impor kedelai yang semakin
meningkat memerlukan kerjasama dari berbagai pihak guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang nilai impor
kedelai, kurs, dan harga domestik kedelai serta mengetahui pengaruh kurs dan harga
domestik kedelai terhadap nilai impor kedelai.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai impor kedelai
Indonesia sebagai variabel tak bebas. Sedangkan variabel bebas yang digunakan
adalah kurs dan harga domestik kedelai.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan
analisis regresi linier berganda. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
telaah dokumen dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website
Badan Pusat Statistik untuk data nilai impor kedelai, website Bank Indonesia untuk
data kurs, dan harga domestik kedelai yang diperoleh dari subject matter terkait di
BPS. Data yang digunakan merupakan data series bulanan dalam rentang waktu
Februari 2008 sampai dengan Desember 2014.
vii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pergerakan nilai impor
kedelai, kurs dan harga domestik kedelai berfluktuatif dari bulan ke bulan. Dari
analisis regresi, diperoleh hasil bahwa kurs berpengaruh positif terhadap nilai impor
kedelai sedangkan harga domestik kedelai memberikan pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap nilai impor kedelai Indonesia. Selain itu, diperoleh koefisien
determinasi atau R
2
sebesar 39,1 persen. Jadi variasi atau keragaman dari nilai impor
kedelai Indonesia sebesar 39,1 persen ditentukan oleh kurs, harga domestik kedelai,
dan impor kedelai periode sebelumnya dan sebesar 60,9 persen ditentukan oleh
faktor-faktor lain.
Untuk itu penulis menyarankan:
1. Kementrian Pertanian sebagai instansi terkait hendaknya mengembangkan
budidaya benih/bibit unggul, juga melakukan penelitian teknologi terapan
agar kualitas kedelai lokal mampu bersaing dengan kedelai impor.
2. Kestabilan harga kedelai dipasar domestik perlu dijaga dengan menetapkan
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk komoditas kedelai seperti halnya
komoditas beras. Perum Bulog sebagai instansi terkait diharapkan bisa
menyerap kedelai petani dengan harga sesuai HPP ketika harga domestik
kedelai jatuh.
3. Pemerintah hendaknya menerapkan kenaikan bea masuk kedelai sekitar 10-20
persen. Karena saat ini kedelai impor masih dibebaskan dari bea masuk,
sehingga sering harga kedelai impor lebih murah dibanding harga domestik
kedelai. Adanya bea masuk diharapkan dapat membuat kedelai lokal lebih
bersaing dengan kedelai impor.
4. Pemerintah hendaknya menetapkan kebijakan yang mempengaruhi
pendapatan dan tingkat bunga yang secara tidak langsung akan mempengaruhi
kurs/nilai tukar. Stabilitas politik dan ekonomi juga harus dijaga agar kurs
tetap terkendali.
Tidak tersedia versi lain