Skripsi
Analisis Implementasi Manajemen Talenta Di Badan Nasional Pencarian Dan Pertolongan
Pekerja perempuan yang sudah berkeluarga mengemban tiga peran penting yang biasa disebut sebagai triple burden yang dalam artian mereka bertanggung jawab kepada keluarga, pekerjaan dan sosialnya. Dengan tiga peran penting yang dimiliki perempuan, seringkali perempuan sulit untuk mencapai akselerasi pangkat di instansinya. Berbeda dengan laki-laki yang sudah menikah, walaupun memiliki status yang sama tetapi laki-laki seringkali tidak menemui kesulitan pada akselarasi pangkatnya. Pekerja perempuan yang sudah berkeluarga Biro kepegawaian Mahkamah Agung sebagai sub unit lembaga peradilan tertinggi masih terkendala dengan triple burden yang menghambat akselerasi pangkat dalam kariernya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana triple burden yang dialami oleh pekerja perempuan yang sudah berkeluarga memberikan dampak terhadap akselerasi pangkatnya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif dengan cara melakukan observasi lapangan serta wawancara. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pekerja perempuan yang sudah berkeluarga di Biro Kepegawaian Mahkamah Agung secara tidak langsung terdampak triple burden dengan memprioritaskan peran reproduktif mereka. Meskipun mereka tetap menunjukkan kinerja yang baik dalam pekerjaan dan mencapai target, namun cenderung pasif dan tidak memiliki antusias dalam peningkatan kariernya. Dalam partisipasi sosial, mereka lebih memilih fokus pada keluarga, meskipun tetap peduli terhadap isu-isu masyarakat. Penulis merekomendasikan Biro Kepegawaian Mahkamah Agung untuk membuat support group serta memberikan layanan konseling dengan ahlinya serta membuat regulasi yang selaras dengan pengarusutamaan gender.
Tidak tersedia versi lain