Tesis
Pengaruh Kompetensi Pegawai Dan Prosedur Kerja Terhadap Pelayanan Sertifikasi Alat Keselamatan Pelayaran Pada Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran Kementerian Perhubungan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang Apakah ada Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Prosedur Kerja terhadap Pelayanan Sertifikasi Alat Keselamatan Pelayaran pada Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran Kementerian Perhubungan. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu Kompetensi Pegawai sebagai variabel bebas (X1) dan Prosedur Kerja sebagai variabel bebas (X2) dan Pelayanan Sertifikasi Alat Keselamatan Pelayaran pada Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran Kementerian Perhubungan, sebagai variabel terikat (Y). Metode penelitian yang digunakan adalah metode Eksplanatif dengan pendekatan survai dan kuantitatif. Untuk teknik pengambilan sampel adalah teknik Purposif Sampling yaitu pelanggan pada Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran Kementerian Perhubungan. Teknik pengambilan data adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecenderungan pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Pelayanan Sertifikasi ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana Y = 26,820 + 0,496X1 yang mempunyai arti bahwa setiap kenaikan 1 unit dari Kompetensi Pegawai (X1) maka akan mempengaruhi kenaikan Pelayanan Sertifikasi sebesar b (0,496) unit. Sedangkan angka konstansta regresi a (26,820) artinya jika tidak ada perubahan persepsi nilai Kompetensi Pegawai maka nilai Pelayanan Sertifikasi adalah sebesar 26,820. Hubungan yang posistip dan kuat antara Kompetensi Pegawai terhadap Pelayanan Sertifikasi (Y) ditunjukkan dengan koefisien korelasi sederhana (ry.x1) sebesar 0,636 yang berarti nilai koefisien determinasinya adalah sebesar 0,404. Hal ini menunjukkan Kompetensi Pegawai memberikan kontribusi sebesar 40,4% terhadap pembentukan Pelayanan Sertifikasi (Y) sehingga terdapat faktor lain sebesar 100% - 40,4% = 59,6%. Kecenderungan pengaruh Prosedur Kerja terhadap Pelayanan Sertifikasi ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana Y = 36,634 + 0,720X2 yang mempunyai arti bahwa setiap kenaikan 1 unit dari Prosedur Kerja (X2) maka akan mempengaruhi kenaikan Pelayanan Sertifikasi sebesar b (0,720) unit. Sedangkan angka konstansta regresi a (36,634) artinya jika tidak ada perubahan persepsi nilai Prosedur Kerja maka nilai Pelayanan Sertifikasi adalah sebesar 36,634. Hubungan yang posistip dan cukup kuat antara Prosedur Kerja terhadap Pelayanan Sertifikasi (Y) ditunjukkan dengan koefisien korelasi sederhana (ry.x2) sebesar 0,520 yang berarti nilai koefisien determinasinya adalah sebesar 0,271. Hal ini menunjukkan bahwa Prosedur Kerja memberikan kontribusi sebesar 27,1% terhadap pembentukan Pelayanan Sertifikasi (Y) sehingga terdapat faktor lain sebesar 100% - 27,1% = 73,9%. Kecenderungan pengaruh Kompetensi Pegawai dan Prosedur Kerja secara bersama – sama terhadap Pelayanan Sertifikasi ditunjukkan oleh persamaan regresi ganda Y = 16,890 + 0,393X1 + 0,412X2 yang mempunyai arti bahwa apabila X1 dan X2 dianggap konstan maka besarnya nilai Y adalah 16,890. Apabila nilai X2 dianggap konstan, dan nilai X1 dinaikkan sebesar 1 unit, maka akan menyebabkan kenaikan Y sebesar b1 (0,393) unit. Demikian pula sebaliknya, apabila nilai X1 konstan, kemudian X2 nilainya dinaikkan sebesar 1 unit, maka akan menyebabkan kenaikkan Y sebesar b2 (0,412) unit. Demikian pula bila X1 dan X2 secara bersama-sama dinaik-turunkan nilainya dapat diperoleh nilai Y. Dari persamaan regresi ganda tersebut, nilai koefisien regresi untuk X2= 0,412 lebih besar dibandingkan nilai regresi untuk X1 = 0,393 artinya pengaruh X2 terhadap Y lebih besar dibanding pengaruh X1 terhadap Y. Hubungan yang posistip dan kuat antara Kompetensi Pegawai dan Prosedur Kerja dengan Pelayanan Sertifikasi (Y) ditunjukkan dengan koefisien korelasi sederhana (ry.x1x2) sebesar 0,690 maka dapat diketahui nilai koefisien determinasinya adalah sebesar 0,476 yang berarti bahwa Kompetensi Pegawai dan Prosedur Kerja memberikan kontribusi sebesar 47,6% terhadap pembentukan Pelayanan Sertifikasi Alat Keselamatan Pelayaran pada Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran Kementerian Perhubungan, sehingga terdapat faktor lain sebesar 100% - 47,6% = 52,4%. Ada beberapa saran yang dapat penulis kemukakan yaitu: 1. Kompetensi Pegawai berupa aspek kemampuan, keterampilan, pengetahuan, perilaku serta sikap yang dimiliki harus dipertahankan serta perlu ditingkatkan, maka perlu dilakukan upaya perbaikan sikap petugas berupa Pendidikan dan pelatihan yang mengacu pada kualitas aparat petugas dalam rangka optimalisasi pelayanan Sertifikasi Alat Keselamatan Pelayaran Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran Kementerian Perhubungan. 2. Perlunya penyempurnaan prosedur kerja yang harus dimiliki Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran Kementerian Perhubungan, sehingga kelemahan-kelemahan yang ada selama ini dapat diperbaiki, khususnya Tata kerja dalam penyelesaian sertifikasi alat keselamatan pelayaran sesuai dengan harapan/keinginan masyarakat/ pelanggan. 3. Perlunya peningkatan pelayanan Sertifikasi Alat Keselamatan Pelayaran yang diberikan oleh aparat petugas Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran Kementerian Perhubungan, yaitu perlu terciptanya hubungan komunikasi antara pelanggan dan petugas yang lebih baik dalam memberikan pelayanan sertifikasi alat keselamatan pelayaran, sehingga diharapkan pada institusi ini dimasa depan akan cukup mempunyai peran yang besar dalam mendukung Keselamatan Pelayaran.
Tidak tersedia versi lain