Tesis
Penerapan Sistem Pengukuran Kinerja Berbasis Balanced Scorecard Pada Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
Pengukuran kinerja di Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional selalu menjadi temuan evaluasi oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tiap tahunnya. Akar permasalahan pada masalah penentuan indikator kinerja utama dan sistem pengukuran kinerja di Setjen Wantannas adalah yang disusun dan dilakukan belum secara komprehensif merepresentasikan kinerja organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat disusunnya draf sistem pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard pada Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional yang dilakukan dengan penjabaran Visi dan Misi, sasaran strategis dalam perspektif balanced scorecard, peta strategi dalam perspektif balanced scorecard serta ukuran-ukuran dan target dalam perspektif balanced scorecard. Model berfikir yang digunakan mengacu pada teori Robert S. Kaplan dan David P. Norton dimana balanced scorecard merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat prespektif untuk mengukur kinerja organisasi, yaitu (1) prespektif keuangan, (2) prespektif pelanggan, (3) prespektif proses bisnis internal dan (4) prespektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dan teori Mulyadi dimana rancangan pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard dimulai dengan menerjemahkan visi, misi, serta strategi yang telah ditetapkan ke dalam tujuan strategis organisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi partisipatif dan telaahan dokumen. Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dan dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian atas rancangan sistem pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard pada Setjen Wantannas diketahui bahwa: 1. Visi dan misi baru ada pada tingkat kementerian/lembaga (K/L), pada hal unit kerja eselon I seharusnya memiliki visi dan misi sehingga dalam pelaksanaan pengumpulan data sekaligus ikut merumuskan yang menjadi visi dan misi unit kerja eselon I pada Setjen Wantannas. 2. Sasaran strategis yang ada baik pada tingkat K/L maupun eselon I belum sepenuhnya mencerminkan apa yang dilaksanakan, sehingga dalam pengumpulan data sekaligus ikut merumuskan sasaran strategis baik tingkat K/L maupun eselon I dalam perpektif balanced scorecard. 3. Setjen Wantannas belum memiliki peta strategi untuk menjabarkan strategi secara visual, melalui sejumlah sasaran strategis yang terangkai dalam hubungan sebab akibat, sehingga memudahkan dalam mengkomunikasikan strategi, sehingga dalam pengumpulan data sekaligus ikut merumuskan peta strategi baik tingkat K/L maupun eselon I dalam perpektif balanced scorecard. 4. Ukuran-ukuran dan target yang digunakan baik pada tingkat K/L maupun eselon I belum sepenuhnya mencerminkan apa yang dilaksanakan, sehingga dalam pengumpulan data sekaligus ikut merumuskan Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan sasaran strategis baik tingkat K/L maupun eselon I dalam perpektif balanced scorecard. Saran penulis agar draf sistem pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard ini dapat digunakan sebagai naskah awal dalam penyusunan aplikasi pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard pada Setjen Wantannas, mengingat rumusan-rumusan yang telah disusun dalam tesis ini dihasilkan dari wawancara mendalam dari pejabat unit-unit kerja pada Setjen Wantannas serta hasil observasi dan telaahan dokumen yang dilakukan penulis di lingkungan Setjen Wantannas.
Tidak tersedia versi lain