Tesis
Pengaruh Persepsi Tentang Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Keluarga Berencana Pada Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana Kabupaten Balungan Provinsi Kalimantan Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana pada Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.
Menggunakan metode survey (survey sensus) dengan pendekatan kuantitatif dengan sampel jenuh 34 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi dan korelasi dengan program SPSS versi 22.00.
Hasil penelitian menunjukkan persamaan regresi sederhana untuk variabel persepsi tentang gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y), yaitu Y = 70,838 + 0,0,011 X1. Koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan positif tapi tidak signifikan antara persepsi tentang gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y) sebesar R =
0,009 artinya ada hubungan tapi sangat lemah atau tidak signifikan antara persepsi tentang gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y). Sedangkan hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh R2 = 0,000 yang berarti persepsi tentang gaya kepemimpinan (X1) tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y), akan tetapi dipengaruh faktor-faktor lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan persamaan regresi sederhana untuk variabel motivasi kerja (X2) terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y), yaitu Y =
-1,134 + 0,998 X2. Koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan motivasi kerja (X2) dengan kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y) sebesar R = 0,866 artinya ada hubungan yang sangat kuat atau signifikan antara motivasi kerja (X2) dengan kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y). Sedangkan hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh R2 = 0,749 yang berarti motivasi kerja (X2) mempunyai pengaruh sebesar 74,9% terhadap kinerja.
Penyuluh Keluarga Berencana (Y), dan sisanya 25,1% dipengaruh faktor-faktor lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan persamaan regresi berganda untuk variabel persepsi tentang gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y), yaitu Y = -0,308 + 0,071(X1) +
1,002(X2). Koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi tentang gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y) sebesar R = 0,868 artinya ada hubungan yang sangat kuat atau signifikan antara persepsi tentang gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y). Setelah dilakukan Uji F, terbukti bahwa Fhitung lebih besar dibandingkan Ftabel, berarti pengaruh variabel persepsi tentang gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja Penyuluh keluarga Berencana adalah signifikan. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa kontribusi kedua variabel persepsi tentang gaya kepemimpinan dan motivasi kerja mempengaruhi variabel kinerja Penyuluh Keluarga Berencana sebesar R2 = 0,753 yang berarti persepsi tentang gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) mempunyai pengaruh sebesar 75,3% terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (Y), dan sisanya 24,7% dipengaruh oleh faktor-faktor lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan, bahwa persepsi tentang gaya kepemimpinan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana, sementara motivasi kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana. Sedangkan secara simultan persepsi tentang gaya kepemimpinan dan motivasi kerja mempunyai pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap kinerja Penyuluh Keluarga Berencana. Saran yang diperlukan adalah pertama, pimpinan dan pegawai struktural lebih meningkatkan kemampuannya khususnya gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan, yaitu peka terhadap kebutuhan dan kesejahteraan bawahan, sehingga bisa membangkitkan motivasi bawahan yang pada akhirnya meningkatkan kinerja bawahan sehingga sasaran kerja dan tujuan organisasidapat tercapai. Kedua, untuk meningkatkan motivasi, maka perlu adanya pemberlakuan reward dan punishment terhadap bawahan sehingga semangat meningkat dan kinerja juga meningkat. Ketiga, untuk memperbaiki kinerja, maka sistem pelaporan harus dibuat mudah dan fleksibel, kerjasama dengan pihak terkait di lapangan untuk mempermudah pengawasan dan pembinaan terhadap Penyuluh Keluarga Berencana, target kerja yang logis dan realitis dan Penyuluh Keluarga Berencana semaksimal mungkin berada di wilayah binaannya untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Keempat, bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah teknik pengumpulan data serta instrumennya, seperti melalui wawancara, observasi dan sebagainya dengan sampel yang lebih banyak lagi. Selain itu perlu diteliti variabel bebas lain, seperti disiplin pegawai, budaya organisasi, lingkungan pekerjaan dan sebagainya.
Tidak tersedia versi lain